TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ramyadjie Priambodo yang juga kerabat Prabowo Subianto mampu membobol Mesin ATM hingga puluhan kali berkat belajar dari komunitas online.
Hal ini diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono kepada Kompas.com (jaringan SURYA.co.id), Selasa (19/3/2019).
Argo mengatakan kerabat Prabowo itu mendapatkan data-data nasabah dari sebuah komunitas online di black market (pasar ilegal di internet).
Data-data tersebut digunakan untuk melakukan aksi pencurian atau akses sistem milik orang lain ( skimming).
"(Mendapatkan data nasabah) dari black market di dalam internet. Dia ikut tergabung dalam suatu kelompok di sana," kata Argo di Polda Metro Jaya.
Dalam komunitas online tersebut, Ramyadjie Priambodo mempelajari teknik skimming dan mendapatkan data-data rekening korban.
Baca: Potensi Kepiting di Kaltara 2.196 Ton, Kaltara Minta Pengecualian Substansi Permen 56/2016
Baca: Tiga Perempuan Calon Pengantin Bom: Sangat Militan dan Pandai Merakit Bom
"Dia ikut dalam komunitas itu, terus saling tukar menukar informasi dsta nasabah dan bagaimana cara skimming," ucap Argo.
Saat beraksi, Ramyadjie Priambodo juga pura-pura menjadi perempuan dengan berkerudung dan menggunakan masker untuk menutupi wajahnya.
Ramyadjie Priambodo ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan skimming oleh penyidik Polda Metro Jaya.
"Ada handphone, ada masker ada juga, dan ada juga kerudung seperti hijab. Dia menggunakannya saat mengambil ATM di bilangan di daerah Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan," ujar Kombes Argo Yuwono, Humas Polda Metro Jaya, Senin (18/3/2019).
Kerudung tersebut digunakan untuk menyamarkan identitasnya saat tertangkap kamera CCTV.
Dirinya mencoba mengelabui petugas dengan penyamaran ini.
"Dia menggunakan itu berhijab kemudian kayak perempuan sehingga kalau dilihat dari CCTV seperti perempuan," ujar Argo.
Ramyadjie Priambodo juga telah melakukan aksinya sebanyak puluhan kali sebelum akhirnya diringkus oleh jajaran Polda Metro Jaya.