TRIBUNNEWS.COM - Video rekayasa hasil wawancara Dewan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) disambungkan dengan pidato capres nomor urut 2 KH Maruf Amin beredar viral di media sosial.
Video rekayasa ini diawali dengan tayangan saat Ma'ruf Amin sedang menyampaikan pidatonya.
Ma'ruf Amin membahas soal jalan tol yang sudah dibuat.
"Bahkan sekarang sudah bikin tol. Tol darat, tol laut, tol udara, tol langit juga ada," kata Ma'ruf Amin di video itu.
Video langsung berubah ke momen saat Gus Mus sedang diwawancarai secara khusus.
"Itu jelas ada yang soak itu. Enggak waras. Karena apa? Karena berlebih-lebihan," kata Gus Mus.
"Jangan sampean mencintai orang berlebih-lebihan. Dan jangan membenci orang berlebih-lebihan. Anda nanti tidak waras."
Video kembali ke video yang memperlihatkan momen Ma'ruf Amin sedang dicium tangannya oleh Sukmawati.
Namun, di momen itu, pernyataan Gus Mus menjadi latar video.
"Pemimpin itu harus memimpin, imam harus ngimami. Kalau Imam lalu makmum kepada orang, sekarang inikan lucu sekali. Ada kiai yang ikut dengan preman. Itukan lucu," kata Gus Mus.
Video kembali pada Gus Mus saat itu.
"Ini yang pinter-pinter mengapa mengikuti orang yang enggak jelas cara berpikirnya. Mungkin karena berlebih-lebihan itu," kata Gus Mus.
Video lantas menunjukkan momen saat Ma'ruf Amin meminta maaf atas pernyataan terkait buta dan budek.
"Kalau pemimpin sudah berlebih-lebihan, jangan harapkan anak buahnya bisa baik," kata Gus Mus, sebelum video itu berakhir.