TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Juru bicara nasional Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ryan Ernest Nasional yakini partainya bakal lolos ke Senayan. Kesimpulan ini, ia menuturkan dilihat dari trend pertumbuhan suara dari berbagai survei kredibel.
Menurut Ryan, partainya memang mulai dari nol. Tapi respon masyarakat menunjukan hal yang menggembirakan. "Ini mungkin disebabkan karena masyarakat kita mulai muak dengan parpol-parpol yang ada yang kinerjanya agak mengecewakan di Senayan," ujarnya Senin (8/4/2019).
Sebagai partai baru, ia menegaskan PSI ingin memulai sebuah tradisi politik baru. Masyarakat bukan hanya didekati pada saat Pemilu saja. Tetapi juga semua Caleg PSI sepanjang waktu punya hubungan dengan masyarakat.
PSI, menurut Ryan mengembangkan program penilaian langsung dari masyadajat terhadap semua anggota legislatifnya. Aplikasi ini bisa didownload, lalu setiap masyarakat bisa memberi rating.
Jika seorang anggota legislatif dari PSI terus menerus mndapat rating buruk dari publik, otomatis partai akan menggantinya. "Ini komitmen kami agar semua anggota legislatif dari PSI benar-benar mewakili kepentingan masyarakat," kata dia.
Baca: Dialog: Membahas Rendahnya Tingkat Kepatuhan Wakil Rakyat Lapor Harta [1]
Supriyanto, kader PSI yang juga salah seorang calon wakil rakyat dari Kalimantan Barat menambahkan, partainya sejak awal mengembangkan sistem seleksi Caleg dengan ketat. Orang-orang yang ditunjuk PSI untuk maju sebagai Caleg adalah hasil dari proses seleksi.
"Kami dinilai bukan hanya kemampuan intelektual. Tetapi juga integritas dan rekam jejak kamii," tambahnya.
Menurutnya dengan penilaian seperti itu akhirnya menarik minat anak-qnak muda yang punya komitmen untuk memperbaiki bangsa ini masuk ke dunia politik.
Ruang untuk berkiprah di PSI, ia memuji terbuka bagi siapa saja, sepanjang punya kemampuan dan integritas. "Partai ini tidak toleran pada orang yang cacat moral," ujarnya.
Denny Siregar memberikan pandangan, politik di Indonesia perlu diisi wajah-wajah baru. Ketika partai politik tumbuh menjadi kekuatan oligarki, Indonesia butuh kekuatan baru untuk mendobraknya.
Baca: Di Ulang Tahun Partai Solidaritas Indonesia, Jokowi Sebut PSI sebagai Unicorn Dunia Politik
"Jokowi sangat bagus kinerjanya. Tapi Presiden saja tidak cukup. Harus didampingi oleh kekuatan parlemen yang sevisi. Yang bisa terus mendorong terwujudnya prestasi-prestasi besar. Kehadiran PSI di Senayan sangat dibutuhkan," tegasnya.