TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily buka suara terkait pernyataan Bowo Sidik yang mengaku diminta partai dan Nusron Wahid menyiapkan 400 ribu amplop "serangan fajar".
Ace mengatakan Partai Golkar selalu menghormati proses demokrasi yang sehat.
"Partai Golkar menghormati proses demokrasi yang sehat. Dan itu kan pengakuan dari Bowo, apa itu benar? Selalu ada tendensi seseorang yang OTT (Operasi Tangkap Tangan), berusaha melibatkan pihak lain," ujar Ace melalui keterangannya, Rabu (10/4/2019).
Kendati demikian, Ace tak mau mengomentari lebih lanjut soal pengakuan Bowo Sidik itu.
Baca: Bowo Sidik Sebut Nama Nusron Wahid, Apa Kata Pimpinan KPK?
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu menyebut strategi pemenangan dikembalikan kepada masing-masing caleg itu sendiri.
"Yang jelas Partai Golkar memerintahkan kepada seluruhnya calegnya untuk menggunakan cara-cara yang tidak melanggar aturan perundang-undangan," jelasnya.
"Soal strategi di lapangan, tentu setiap orang memiliki caranya masing-masing," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ace meminta pengakuan Bowo Sidik tersebut tak dikaitkan dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Ace mengatakan TKN tak membuat kebijakan pemenangan seperti yang disampaikan Bowo Sidik.
"Apalagi dikait-kaitkan dengan kebijakan TKN. Tidak ada TKN membuat kebijakan dan strategi pemenangan seperti itu," tegasnya.
Sebelumnya, Pengacara Bowo Sidik Pangarso, Saut Edward Rajagukguk, menyatakan jika kliennya mendapat 'perintah' dari Nusron Wahid.
Pernyataan Saut terkait kasus suap yang menjerat Bowo. Diketahui Bowo menerima suap terkait dengan kerja sama pengangkutan pelayaran.
Yang kemudian uang suap senilai Rp 1,2 miliar dan sejumlah uang gratifikasi setotal Rp 6,5 miliar dipersiapkan Bowo untuk kebutuhan serangan fajar di Pemilu 2019.
Uang yang jika ditotal mencapai Rp 8 miliar itu dipecah Bowo dalam 400 ribu amplop dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu.