Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah dilepas secara resmi pada 10 April lalu di Pelabuhan Tanjung Priok, alat deteksi tsunami Buoy Merah Putih akhirnya tiba di kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK).
Tim teknis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pun telah memasang buoy generasi ketiga itu di area gunung tersebut.
Sebelumnya, BPPT mengerahkan armada Kapal Riset Baruna Jaya IV untuk membawa buoy itu ke perairan Selat Sunda.
Perjalanan dan pemasangan pun membutuhkan waktu selama 3 hari, hingga akhirnya alat deteksi tsunami itu bisa dipasang di lautan.
Baca: Tepati Janjinya, Inilah Sosok Pilihan Iwan Fals dalam Pilpres 2019
Pada kesempatan tersebut, Ketua Tim Buoy Merah Putih BPPT Alfi Rusdiansyah mengatakan bahwa data perdana mengenai informasi gelombang laut yang dihasilkan buoy tersebut telah sukses dikirim ke Pusat Data Buoy Indonesia (PDBI) yang berada di Gedung BPPT kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Untuk data dari Buoy Tsunami tersebut sudah terkirim dengan baik ke PDBI BPPT di Thamrin," ujar Alfi melalui pesan singkatnya, Minggu (14/4/2019).
Menurutnya, buoy tersebut akan mengirimkan data secara real time tiap satu jam jika kondisi di lautan tempat sekitar buoy itu dipasang, dalam kondisi normal.
Namun jika terjadi tsunami, alat tersebut akan mengirimkan data lebih cepat, yakni tiap 15 detik.
"Jika keadaan normal, maka Buoy akan mengirim data tiap 1 jam sekali sedangkan saat terjadi gejala tsunami, Buoy akan mengirim data tiap 15 detik," jelas Alfi.
Dalam proses perjalanan menuju perairan Selat Sunda, tim teknis BPPT terus melakukan pengecekan terkait komponen pendukung, agar buoy bisa terpasang tanpa mengalami kendala.
"Selama perjalanan, tim melakukan pengecekan elektronik dan mekanik," kata Alfi.
Selain itu Alfi menambahkan, pihaknya juga telah melakukan survey batimetri sebelum memasang buoy tersebut di kawasan GAK.
Survey batimetri merupakan pemetaan dasar laut yang memiliki fungsi penting bagi tim teknis agar bisa menentukan titik sensor pendeteksi tsunami yang mau dipasang.
"Sebelum pemasangan juga tim melakukan survey batimetri atau pemetaan dasar laut, guna menentukan lokasi OBU (sensor pendeteksi tsunami) yang akan dipasang," pungkas Alfi.
Perlu diketahui, dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju titik lokasi pemasangan yang berada diantara GAK dan Pulau Sertung itu, tim teknis BPPT membutuhkan waktu sekitar 16 jam.