TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI, Dr Ir Panji Hendrarso MM mengatakan, keriuhan dalam pemilu 2019 di media sosial ini merupakan hal yang wajar dan bagus.
Apalagi pemilu merupakan pesta demokrasi sehingga harus membiasakan aspek keterbukaan yang ditunjukan masyarakat.
“Paling tidak mari membangun tradisi baru, keterbukaan, sudah ada partisipasi masyarakat," kata Dr Ir Panji Hendrarso MM di sela acara wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI (Institut STIAMI) Semester Ganjil Tahun Akademik 2018-2019 di Balai Samudra, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Dalam wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI (Institut STIAMI) Semester Ganjil Tahun Akademik 2018-2019 kali ini diwisuda sebanyak 474 lulusan. Terdiri dari 8 program vokasi, 378 program sarjana, dan 88 program pascasarjana.
Menurut Panji, bisa saja ke depan kampanye tidak perlu dengan pengerahan massa tapi cukup dengan media sosial saja.
"Orang bisa berkampanye dengan berbasis online dan bisa dinikmati di rumah, lalu bisa terjadi dialog dalam chatting,” katanya.
Sekretaris Utama Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi STIAMI Dedy Kusna Utama mengatakan, seluruh civitas akademika sudah didorong untuk ikut aktif dalam pemilu karena ikut menentukan arah perjalanan bangsa.
Baca: Dialog: Arah PAN Pascapemilu 2019
“Kalau dulu orang tidak terlalu peka dan setelah coblos pulang dan tidak peduli tapi sekarang masyarakat ingin tahu," katanya.
Menariknya, tingkat kesadaran masyakarakat dalam ikut pemilu tinggi dan mereka ikut mengawasi satu persatu proses pemilu.
"Ini akan membuat demokrasi di negara menjadi baik,” katanya.