"Inilah penentu awal kesadaran tentang Indonesia," imbuh Airlangga.
Ia mengatakan, Proklamator RI Bung Karno berperan melanjutkan api semangat kebangkitan nasional lewat upaya menghidupkan serta menyatukan lagi gerakan kelompok-kelompok nasional Islam dan Buruh.
Pada saat itu, selain turunnya pamor, gerakan itu juga sedang berusaha dihancurkan oleh penjajah.
Bung Karno muncul dengan pidato 'Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, yang memberi garis tebal terhadap pentingnya kebangkitan nasional awal yang sudah dikerjakan.
Ia juga mengangkat semangat pentingnya menyatukan kelompok yang tak sadar dalam gerakan 'Indonesia'. Lalu mencari titik temu kesamaan ideologi dari dinamika yang muncul dari gerakan kepartaian dalam sebuah kesatuan bersama.
"Dalam sebuah 'Indonesia Merdeka'. Selanjutnya kesatuan itu harus diikat dalam kekuatan politik yang disebut partai politik," ujar Airlangga.
"Sejak saat itu nama 'Indonesia' berkembang menjadi ikon, simbol perlawanan, hingga Indonesia merdeka," tambahnya.
Turut hadir dalam acara itu Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.