News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

TKN Bicara Koalisi dan Oposisi Punya Peran Yang Sama

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding berikan keterangan mengenai pemberian sorban hijau dan Tasbih dua ulama kepada Presiden Jokowi, di sebuah hotel, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Karding, merespons isu rekonsiliasi hingga power sharing pasca-putusan sengketa hasil Pilpres oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut Karding, partai oposisi maupun partai koalisi pada prinsipnya sama.

"Prinsipnya bahwa oposisi maupun bergabung dalam satu koalisi itu sama saja. Sama dalam artian untuk kepentingan bangsa Indonesia, untuk kepentingan kesejahteraan bangsa Indonesia," ujar Karding kepada wartawan di Jakarta, Jumat, (28/6/2019).

Politisi PKB ini pun menyebut, hal itu sesuai komitmen Jokowi terkait pembangunan bangsa.

Pasalnya, membangun Indonesia tak bisa tanpa gotong royong berbagai pihak.

Lebih lanjut, Karding menyebut Jokowi telah melakukan langkah konkret menjalin rekonsiliasi.

Salah satunya, perumusan peta jalan politik bersama dalam rangka membangun Indonesia akan dibentuk.

Baca: Bara Hasibuan Minta Pilpres 2019 Harus Jadi Pelajaran Bagi Elite Politik

"Apa yang mesti dilakukan, siapa saja yang mungkin bergabung dalam koalisi pemerintahan, siapa saja yang akan berposisi sebagai oposisi," ujar Karding.

Ia pun mengatakan, langkah Jokowi ini adalah desain dari budaya baru sistem pemerintahan.

Jokowi mengondisikan oposisi pemerintah yang betul-betul konstruktif untuk mengawal pemerintah agar tak salah langkah.

Karding pun menyebut, koalisi dan oposisi punya peran yang sama-sama penting.

Ia lantas melihat sinyal merapat yang muncul dari partai di luar koalisi, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat atau bahkan Partai Gerindra, meski hal tersebut belum bisa dipastikan.

"Karena itu kita berharap koalisi yang terjadi adalah koalisi substantif bukan koalisi sekadar bagi-bagi kekuasaan tetapi koalisi substantif," jelas Karding.

Karding turut menyebut, partai yang ingin 'berjalan' bersama Jokowi harus mengikuti komitmen visi misi presiden terpilih. Aturan main yang disepakati juga harus dipatuhi.

"Jadi, saya kira ke depan yang terpenting adalah komitmen kita untuk sama sama. Baik Pak Prabowo maupun Pak Jokowi juga sudah kita dengarkan bersama bahwa komitmen kita ingin bersatu," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini