TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua KPU RI Arief Budiman mengungkap banyak negara yang ingin belajar kesuksesan penyelenggaraan Pemilu di Indonesia.
Sebut saja Papua Nugini, Timor Leste, Afganistan, Republik Kepulauan Fiji, Meksiko, hingga Negeri Jiran Malaysia.
Katanya, mayoritas dari negara-negara tersebut ingin menyontek Sistem Informasi Penghitungan (Situng) milik KPU RI.
Mereka merasa kagum dengan Situng lantaran bisa menampilkan data hasil pencoblosan di setiap TPS secara cepat.
Terlepas dari Situng yang sempat dipermasalahkan oleh salah satu peserta Pemilu presiden, bukan berarti kehadiran Situng tidak diperhitungkan dampak baiknya.
Apalagi terkait Situng yang dipermasalahkan tadi, KPU mampu melewatinya mulus dengan menjawab seluruh tudingan secara meyakinkan.
Baca: Maruf Amin akan Koordinasi dengan Jusuf Kalla Terkait Posisi Wapres
"Paling banyak yang ingin ditiru adalah Situng kita. Situng kita luar biasa lho, menampilkan hasil dari setiap TPS. Mereka punya teknologi bagus, tapi yang ditampilkan adalah hasil akhir. Per TPS mereka belum punya, ditampilkan sama berita acara dan penghitungan," jelas Arief di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).
Bagaimana tidak kagum, negara-negara tersebut melihat Indonesia dengan lebih dari 190 juta penduduk tersebar di 17 ribu pulau, didukung 813.336 TPS, serta banyaknya partai politik yang berpartisipasi, mampu melaksanakan Pemilu serentak 2019 secara aman dan lancar.
"Kalau saya ketemu di organisasi Pemilu sedunia, saat saya persentasi mereka itu kagum, 17 ribu pulau lebih dari 190 juta pemilih, partainya banyak, bisa jalan aman, lancar (Pemilu)," ungkap Arief.