News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KPK: Lahan Sawit Bertambah Luas Tapi Penerimaan Pajaknya Malah Turun

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengkritisi pendapatan pajak yang bersumber dari bisnis kelapa sawit.

Menurut Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif, terdapat tindakan mengeksploitasi sumber daya alam yang ternyata tidak sebanding dengan penerimaan negara.

"Pajak dari sawit bukannya meningkat malah menjadi menurun. Ketika apa? Ketika lahan sawit kita bertambah luas," ujar Laode di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2019).

Namun, Laode tidak menjelaskan rinci angka potensi pajak dari sektor sawit yang menguap.

Baca: Keponakan Prabowo Cabut Gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Optimis Menang di MK

Baca: 3 Alasan Setya Novanto Kembali Menghuni Lapas Sukamiskin Usai Mendekam di Rutan Gunung Sindur

Baca: Jusuf Kalla Dukung Jokowi Pilih Menteri yang Berani Ambil Keputusan

Baca: TKN Berharap Amien Rais Cs Jadi Oposisi yang Punya Niat Menyejahterakan Rakyat

Namun, ia mencatat, 40 persen perusahaan sawit diduga tidak membayar pajak sesuai ketentuan.

"Tapi, jumlah berapa seharusnya, itu belum ada. Kami sudah sampaikan ini ke Ditjen Pajak dan Kementerian Keuangan. Coba lihat pada 2018 itu pembayar pajak terbesar siapa? Enggak ada itu dari sawit. Yang ada, banyak BUMN itu pembayar pajak terbesar," tandasnya.

Menurut keterangannya, KPK bakal mendalami potensi pajak dari sektor sawit yang diduga menguap.

Laode juga mengatakan sektor sumber daya alam sering menjadi ajak praktik nakal pengusaha.

Karena itu, katanya, KPK menaruh perhatian terhadap pengelolaan sektor sumber daya alam.

"Karena dia paling banyak korupsi, karena di setiap sektor yang banyak uang, di situ ada potensi korupsi," tegas Laode.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan agar perusahaan sawit yang membandel diberi sanksi denda atau penalti.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (Theresia Felisiani/Tribunnews.com)

Ucapan Luhut itu merespons data Bank Dunia yang menyebut 80 persen lebih lahan sawit Indonesia bermasalah.

“80 persen lebih dari (lahan) sawit Indonesia, dari laporan World Bank itu, bermasalah semuanya. Tidak ada (kebun) plasmanya. Tidak memperhatikan lingkungan," ujar Luhut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini