TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo melantik perwira TNI dan Polri lulusan Akademi Militer (Akmil) dan Akademi Kepolisian (Akpol) 2019, kemarin.
Ada 781 taruna/taruni yang sudah menyelesaikan pendidikannya dan dilantik oleh Kepala Negara.
Mereka dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 53 TNI Tahun 2019 dan Nomor 54 Polri Tahun 2019 tentang pengangkatan Taruna Taruni Akmil dan Akpol menjadi Perwira TNI dan Polri.
Sebelum melantik, Jokowi selaku inspektur upacara mengambil sumpah para calon perwira TNI dan Polri tersebut.
"Bahwa saya akan memenuhi kewajiban perwira dengan sebaik-baiknya terhadap bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945," kata Jokowi yang diikuti para prajurit TNI dan Polri tersebut.
Baca: Presiden Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana Bogor
Baca: Belum Jenguk Galih Ginanjar di Penjara, Barbie Kumalasari Mengeluh Rindu
Baca: Resmi, Patrich Wanggai Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan di Yogyakarta
"(Khusus Perwira TNI) Bahwa saya akan menegakkan harkat dan martabat perwira serta menjunjung tinggi sumpah prajurit dan Sapta Marga," ucap anggota TNI.
"(Khusus Perwira Polri) Bahwa saya akan menegakkan harkat dan martabat perwira serta menjunjung tinggi Tribrata dan Catur Prasetya," demikian perwira Polri.
"(Seluruh Perwira) Bahwa saya akan memimpin anak buah dengan memberi suri tauladan, membangun Karsa serta menuntun pada jalan yang lurus dan benar. Bahwa saya akan rela berkorban jiwa raga untuk membela nusa dan bangsa," demikian ucap seluruh perwira yang dilantik.
Komposisi jumlah perwira TNI dan Polri yang dilantik yakni: Akmil Putra 244, Putri 15, Jumlah 259; Akademi Angkatan Laut (AAL) Putra 103, Putri 14, Jumlah 117; Akademi Angkatan Udara (AAU) Putra 90, Putri 9, Jumlah 99; dan Akademi Kepolisian (Akpol) Putra 256, Putri 50, Jumlah 306.
Sementara itu, peraih Adhi Makayasa dari Akmil bernama Fajar M Al Farouk yang berasal dari Korps Penerbang Angkatan Darat.
Fajar lahir di Bondowoso pada 12 September 1996.
Dia adalah putra purnawirawan TNI AD Kasiyadi.
Dari AAL, peraih Adhi Makayasa bernama Ariz Pama Yudhaprawira dari korps pelaut yang lahir di Jakarta, 30 Juli 1997.
Ayahnya merupakan seorang prajurit TNI AL bernama Sumarto.
Dari AAU, peraih Adhi Makayasa bernama M Ihza Nurrabanni dari Korps Teknik.
Ihza lahir di Sleman pada 26 Agustus 1996. Ayahnya berprofesi sebagai PNS guru, Sukijo.
Sedangkan peraih Adhi Makayasa dari Akpol yakni Muhammad Idris yang lahir di Jorong Mudiak Lawe, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan.
Taruni Terbaik 2019 diraih Dewi Okta Pusparini, Alumni SMAN 1 Pati Jawa Tengah
Selain peraih Adhi Makayasa, masih ada penghargaan taruni terbaik Anindya Wiratama dari Akmil yang diserahkan dalam Upacara Penutupan Pendidikan (Tupdik) dan Wisuda Sarjana Taruna Akademi Militer (Akmil) Tingkat IV Tahun Pendidikan 2018/2019, di Lapangan Pancasila, Akmil Magelang, Senin (8/7/2019).
Penerima penghargaan Anindya Wiratama dari Akmil adalah Dewi Okta Pusparini, kelahiran Pati, 23 Oktober 1996.
Ayahnya, Pariyo seorang PNS dan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Ketika Tribunjateng.com menghubunginya via aplikasi perpesanan daring, Senin (8/7/2019) malam, putri dari pasangan Pariyo dan Warih Siswini ini tengah menanti kereta yang akan mengantarnya ke Jakarta.
"Untuk persiapan Praspa (Upacara Prasetya Prawira-red.) di Istana Negara," terangnya.
Okta, begitu ia biasa disapa, mengaku masih tidak menyangka mendapat kepercayaan untuk meraih Anindya Wiratama.
"Saya selalu berprinsip melakukan setiap tugas dengan maksimal.
Memberi yang terbaik. Insyaa Allah prestasi dan kebanggaan akan mengikuti, sebagai bonus dari hasil kerja keras," ucap alumnus SMAN 1 Pati Jurusan IPA ini ketika ditanya tentang upaya yang ia lakukan selama ini.
Lebih besar dari upayanya sendiri, Okta meyakini, pencapaian ini terutama berkat doa restu kedua orang tuanya.
Ia mengatakan, meski kedua orang tuanya adalah masyarakat sipil yang tidak mengenal dunia kemiliteran, mereka selalu mendukung pilihan hidupnya.
"Mereka setia menemani saya sejak tes awal sampai sekarang. Selalu mendoakan yang terbaik untuk saya, mendukung cita-cita saya," tutur dara kelahiran 23 Oktober 1996 ini.
Okta mengaku, ia memang memiliki hasrat (passion) tinggi dalam dunia kemiliteran.
Menempuh pendidikan di Akmil adalah murni keinginannya sendiri.
Ia mulai aktif di organissi di sekolah.
Okta mulai mengenal dunia militer ketika duduk di kelas 2 SMA.
Setelah ia bergabung dengan Gastra dan Paskibra di sekolahnya.
Sejak itu ia bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke Akmil.
"Awalnya setelah lulus SMA, yakni 2015, saya diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada melalui jalur SNMPTN.
Tapi saya tetap mencoba mendaftar Akmil karena memang itu cita-cita saya dari awal.
Alhamdulillah, saya lolos tahun itu juga," papar anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Sermatutar Dewi Okta Pusparini bersama kedua orang tuanya (dok pribadi)
Dari tiga bersaudara, Okta sendiri yang memilih terjun ke dunia militer.
Sang kakak, Dyah Ayu Pusparini (29) merupakan pegawai bank swasta.
Adapun adiknya, Danang Priyo Sambodo (20) tengah menempuh pendidikan tinggi di UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Sebagai putri daerah Pati, ia berharap ada juniornya di Pati yang meneruskan jejaknya.
Hobi arung jeram ini berharap, adik-adik kelasnya di Pati dapat mengenal lebih dekat dunia militer dan membuka wawasan mengenai sekolah-sekolah kedinasan.
"Saya yakin, dalam bidang ini, warga Pati juga mampu bersaing di kancah nasional," ujarnya optimistis.
Secara khusus, ia berpesan pada generasi muda bangsa untuk mengenali ideologi bangsa dan menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini.
Selain itu, ia juga berharap pada generasi penerus bangsa untuk memaksimalkan masa muda dengan hal-hal positif.
"Jangan sia-siakan masa muda dengan hal-hal yang mengenakkan tapi menjerumuskan. Biasakanlah bekerja keras di hari muda, agar bahagia di hari tua," tandasnya. (Mazka Hauzan Naufal)