Ia kemudian mendirikan perusahaannya sendiri, PT Atmo Bismo Sangotrah, yang memayungi sedikitnya tiga media cetak: tabloid anak Bianglala, Ina (kemudian jadi Ino), serta tabloid Pro-TV.
Sebagai sastrawan dan wartawan, kehidupan Arswendo tak bisa dijauhkan dari kontroversi.
Baca: Derita Kanker Prostat, Penulis Keluarga Cemara, Arswendo Atmowiloto Kini Banyak Tidur
Baca: 2 Bulan Menderita Kanker Prostat, Arswendo Atmowiloto Dikabarkan Drop pada Senin Pagi
Pada tahun 1990, ketika menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor, ia ditahan dan dipenjara karena satu jajak pendapat.
Ketika itu, Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca.
Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad yang terpilih menjadi tokoh nomor 11.
Sebagian masyarakat Muslim marah dan terjadi keresahan di tengah masyarakat.
Arswendo kemudian diproses secara hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.
Berikut adalah sejumlah karya yang telah dihasilkan Arswendo Atmowiloto:
Bayiku yang Pertama (Sandiwara Komedi dalam 3 Babak) (1974)
Sang Pangeran (1975)
Sang Pemahat (1976)
The Circus (1977)
Saat-saat Kau Berbaring di Dadaku (1980)
Dua Ibu (1981)