TRIBUNNEWS.COM - Indonesia sebagai negara yang berada di lingkaran cincin api tak lepas dari potensi bencana.
Mitigasi bencana kepada masyarakat pun harus terus digalakkan demi mencegah jumlah korban jiwa akibat bencana tersebut.
Baca: Gempa Hari Ini - BMKG Catat 3 Gempa Getarkan Wilayah Indonesia, Nusa Dua Bali hingga Tambolaka
Terkait bencana alam, belum lama ini ada kabar yang viral di media sosial terkait ancaman potensi gempa dan tsumani di selatan Jawa yang bisa mencapai magnitudo 8,8 SR dan tsunami di Yogyakarta yang capai 20 meter.
Kabar tentang potensi tsunami juga pernah mencuat pada April 2018.
Saat itu ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengungkap, kawasan Pandeglang Banten berpotensi mengalami tsunami dengan ketinggian 57 meter.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, masyarakat harus mau jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah Indonesia memang rawan gempa dan tsunami.
"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," tegas Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (20/7/2019).
Baca: Tanggapi Kabar Alat Deteksi Gempa Dicuri Bocah SMP, BMKG Unggah Cuitan yang Bikin Warganet Gemas
Sejarah mencatat tsunami selatan Jawa pernah terjadi pada 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006.
"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa dan tsunami yang disampaikan para ahli adalah benar, bukan berita bohong," ujar Daryono.
Cara ahli mendapat simulasi potensi gempa dan tsunami
Widjo Kongko yang juga Perekayasa Bidang Kelautan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamikan Pantai (BTIPFP) BPPT mencoba memberi gambaran sederhana terkait simulasi potensi gempa dan tsunami di Indonesia.
Dalam hal ini disebut Indonesia karena memang bukan hanya Jawa yang berpotensi mengalami gempa besar dan tsunami.
Baca: 10 Bulan setelah Bencana Palu, Lokasi Likuifaksi Petobo Dikunjungi Sejumlah Orang
Sama seperti Daryono, sebelum menjelaskan lebih lanjut Widjo juga mengingatkan agar masyarakat memahami betul bahwa kita hidup di negara rawan gempa dan tsunami.
Gempa besar dan tsunami tercatat pernah beberapa kali terjadi di Indonesia sejak ratusan tahun lalu.