Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN Rini Soemarno tidak ikut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke kantor PLN untuk meminta penjelasan padamnya listrik separuh Pulau Jawa.
Menurut Moeldoko, Rini saat ini sedang menjelani ibadah haji dan tidak hadir juga dalam sidang paripurna terkait RAPBN 2020 di Istana Negara hari ini.
"Ya masa orang naik haji disuruh pulang," ujar Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Baca: Pansel Dinilai Gagal Hadirkan Capim KPK yang Profesional dan Independen
Baca: Jakarta Mati Lampu, Jokowi Marah, PLN Janji Beri Kompensasi 35 Persen Biaya Beban, Ini Penjelasannya
Baca: Reuni Wartawan Peliput TVRI Era 90-an Dihadiri Mantan dan Dirut TVRI
Moeldoko menjelaskan, arahan yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih ke arah Plt Direktur Utama PLN Spripeni Inten Cahyani agar penanganan padamnya listrik segera ditangani dengan baik.
"Iya langsung dirut. Sama seperti tentara kalau nggak ada Panglima di Korem, Danremnya langsung dikumpulin , duduk sini," ujar Moeldoko sembari tertawa.
Diketahui, Jokowi saat berkunjung ke kantor PLN hanya ditemani oleh antara lain Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Baca: PLN Didatangi Jokowi, Dimana Menteri BUMN Rini Soemarno?
Dikonfirmasi secara terpisah, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah membenarkan bahwa Rini tengah bertolak ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.
"Iya betul (Menteri BUMN sedang ibadah haji)," jawab Edwin singkat saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (5/8/2019).
Meski begitu, Edwin tak bisa menjelaskan secara rinci dengan siapa saja Rini pergi haji. "Kalau itu saya juga tidak tahu ya," kata dia.
Berdasarkan foto yang beredari di grup WA, Rini melaksanakan ibadah haji bersama Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, dan sejumlah staf Kementerian BUMN.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Kantor Pusat PT PLN Persero, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).
Kedatangan Jokowi di kantor PLN untuk meminta penjelasan mengenai peristiwa listrik padam di sejumlah wilayah Jabodetabek dan Pulau Jawa.
Namun, ada yang tak biasa dari kunjungan orang nomor satu di Indonesia ini.
Jokowi terlihat marah setelah mendapatkan penjelasan dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN, Sripeni Inten Cahyani.
Kepala negara bahkan langsung pergi dari kantor PLN.
Baca: PLN Didatangi Jokowi, Dimana Menteri BUMN Rini Soemarno?
Baca: Disebut Pemerintah Tak Becus Urus Listrik, Istana: Semuanya Terurus Kok, Gimana Sih
Puncaknya, ia menolak meladeni wawancara dengan media massa seperti yang biasa dilakukannya setelah kunjungan.
Berikut beberapa fakta kemarahan Jokowi di kantor PLN soal mati listrik yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Minta penjelasan yang simple
Jokowi datang ke kantor PLN bersama sejumlah menteri di Kabinet Kerja, pukul 08.45 WIB.
Di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Terlihat juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Begitu memasuki ruangan rapat, Jokowi langsung meminta penjelasan Direksi PLN mengenai pemadaman.
"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja."
"Kemudian kalau ada hal yang kurang, ya blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa-masa yang akan datang," kata Jokowi.
Baca: Jokowi Tak Jatuhkan Sanksi ke Direksi PLN Pasca Insiden Listrik Padam
Baca: Begini Kisah Mati Listik Ibu Kota dan Sekitarnya di 2002 yang Disinggung Jokowi di Kantor PLN
2. Penjelasan Plt Dirut PLN terlalu teknis dan panjang
Setelah Jokowi berbicara selama dua menit, Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani lalu memberikan penjelasan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan padamnya listrik.
Sripeni berbicara selama 11 menit 34 detik, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Berikut penjelasan Sripeni yang membuat Jokowi memasang raut muka datar dan tidak puas.
Atas nama direksi kami mohon maaf atas kejadian hari Minggu, 4 Agustus 2019 kemarin.
Mohon izin Pak Presiden, kami laporkan bahwa pada sistem kelistrikan di Jawa-Bali ini terdapat dua sistem yaitu utara dan selatan, di mana sistem transmisi ini masing-masingnya memiliki dua sirkuit.
Jadi dua sirkuit di utara dan dua sirkuit di selatan. Jadi totalnya 4 sirkuit/jaringan, yang menjadi backbone yaitu jaringan 500kv.
Kalau dari utara adalah Rembang, Ungaran, Mandiraja. Kemudian yang selatan Kediri, Kasugihan, kemudian Tasik. Dua-nya adalah 500kv, dua sirkuit.
Kemudian yang terjadi pada hari Minggu posisinya sebagai berikut.
Jadi pada utara pada titik di jaringan Ungaran-Pemalang, itu di Kecamatan Gunung Padi, terjadi gangguan di mana gangguan pertama terjadi 11.48 WIB. Kemudian sirkuit kedua juga mengalami gangguan.
Nah, kemudian secara otomatis pasokan listrik dari timur ke barat, ini dalam rangka efisiensi, pasokan listrik murah ditransfer dari timur ke barat.
Salah satu mitigasi yang telah dilakukan oleh kami adalah membangun PLTU murah, di pusat beban yaitu di wilayah barat, sekarang sedang berjalan.
Salah satunya yang akan beroperasi pada tahun ini adalah jawa 3.
Sebesar 1000 mV akan masuk pada 2019, kemudian 2020 1000 mV, dan selanjutnya 2023 akan ada 1000 mV dari Suralaya 9 dan kemudian 2024 1000 mv lagi dari Suralaya 10.
Dari kondisi seperti itu, maka secara otomatis transfer daya dari timur ke barat sebesar 2000 mv pindah jalur menuju ke jalur selatan.
Pada minggu ini sudah jadi rutin, beban rendah, sehingga kami PLN melakukan perbaikan/pemeliharaan jaringan.
Yang dipelihara adalah yang di selatan di Kediri, Kasugihan, satu sirkuit dipelihara. Sirkuit yang pertama. Sehingga itu tinggal satu sirkuit saja.
Pada waktu pindah dari Ungaran ke Kasugihan dan Tasik, inilah kemudian membuat goncangan dalam sistem.
Goncangan ini kemudian secara proteksi sistem ini melepas. Yang dilepas adalah Kasugihan dan Tasik, sehingga aliran dari pasokan dari timur ke barat mengalami putus.
Di timur masih bertegangan, Pak, jadi pukul 11.48 kondisi sistem kelistrikan di Jawa dan Bali; khususnya Yogyakarta, Jateng dan Jatim normal bapak.
Kemudian karena lepas maka tegangan turun, kalau turun maka secara proteksi pembangkit-pembangkit yang ada di sistem barat itu mengalami proteksi melepaskan diri dari sistem.
Karena frekuensinya drop sampai 46 hz. Kemudian ini secara proteksi kesisteman mesin pembangkit melepaskan diri.
Dari melepaskan diri ini kemudian upaya yang dilakukan PLN adalah memaksimalkan bagaimana perbaikan atau proses transfer dari timur ke barat tetap berjalan.
Sedikit demi sedikit. Kami memang mohon maaf pak prosesnya lambat kami akui, Pak.
Kami mengharapkan sebenarnya sudah masuk ke Suralaya kembali masih dalam posisi hot start. Artinya PLTU masih bertegangan sedikit dan tidak mati sama sekali.
Dia tidak dalam kondisi dingin sehingga tidak memakan waktu sampai 4 jam untuk kemudian di start kembali.
Kejadiannya kemarin: masuk ke Saguling kemudian dihidupkan. Ini pada pukul 14.00, Bapak.
Nah, Saguling memiliki peran untuk menstabilkan daya karena sistem di Jawa Bali ini kemudian pada waktu emergency ini sangat membutuhkan pembangkit-pembangkit penstabil daya dan tegangan.
Kemudian, dari Saguling masuk ke Cibinong-Depok-dan kemudian ke Gandul.
Nah dari Gandul ini pasokan daya kemudian ditransfer ke Balaraja dan ke Suralaya.
Namun posisinya sudah cukup lama, Pak, sehingga masuk ke Suralaya sudah cold start.
Mesin sudah dingin sehingga sampai saat ini kami bisa memprediksikan dalam waktu 4 jam, PLTU Suralaya dengan kapasitas 2.800 mv di sana, cukup untuk memasok sistem Jawa Barat dan Banten menjadi mundur, Bapak.
Karena baru tadi pagi pukul 03.00, artinya lebih dari 8 jam sudah masuk posisi dingin, ini baru masuk satu 400 mv yaitu unit 3.
Kemudian dari Gandul pasokan menuju ke Muara Karang dan kemudian ke Priok.
Priok dan Muara Karang mendukung DKI, Bapak. Dan tipe pembangkit PLTGU Priok dan muara karang ini adalah cepat untuk start. Jadi memang dirancang untuk beroperasi kembali.
Baru sampe di Priok dan Muara Karang itu pukul 18.00, Bapak. Oleh karena itu kalau kami perhatikan, Bapak, dalam masyarakat ada yang sudah masuk pukul 19.00, 20.00, 21.00 dan 22.00. Bertahap, Bapak.
Karena waktu emergency, sistem harus dijaga secara tegangan maupun frekuensi karena kalau frekuensi turun, pembangkit yang sudah beroperasi dikhawatirkan akan lepas kembali.
Jadi memang hati-hati dalam kondisi emergency. Semuanya turun, maka kami harus menghidupkan satu persatu dengan cermat dan hati-hati.
Kami mengakui di dalam proses kami ada beberapa hal yang harus dipangkas dalam hal penormalan kembali, terutama cascading; mulainya dari 500 kv turun ke 150 kv kemudian masuk ke 20 kv, masuk ke distribusi dan jaringan pelanggan.
Ini merupakan cascading antara peran penyaluran dan distribusi. Inilah kami mohon maaf karena cascading, inilah kami akui akan dipangkas.
Kami akan satukan menjadi advance integrated control center akan mengkombinasi antara penyaluran dan distribusi dari 150 ke 20 kv. Itulah mungkin mudah-mudahan ini bisa lebih baik dalam rangka percepatan.
Namun, seperti yang kami sampaikan tadi, antara utara dan selatan, kami di dalam RKAP maupun RUPTL telah memasukkan penguatan jaringan trasmisi dengan membuat redundant untuk sistem utara maupun selatan dan sudah masuk dalam RUPTL dan sudah masuk dalam RKAP.
Demikian, Bapak, penjelasan singkat.
3. Jokowi tampak kesal
Mendengar penjelasan Sripeni, Jokowi hanya menunjukkan raut wajah datar tak puas.
Menurut Jokowi, penjelasan wanita yang baru dua hari menjabat Plt Dirut PLN itu terlalu panjang dan teknis.
Jokowi sampai menggeluarkan istilah 'orang-orang pintar' pada jajaran direksi PLN.
"Penjelasannya panjang sekali," ucap Jokowi.
"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun."
"Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.
Saat mendengar penjelasan Sripeni hingga menanggapi, Jokowi tak sekali pun tampak tersenyum.
Tanggapannya pun datar dan ada nada kekecewaan.
Saat Jokowi marah, suasana pertemuan itu berjalan sedikit tegang dan ruang rapat terasa sunyi.
Rombongan menteri yang mendampingi Jokowi, juga diam tidak bergeming.
4. Langsung pergi dari kantor PLN
Plt Dirut PLN, Sripeni kembali meminta waktu untuk memberi penjelasan tambahan pada Presiden.
Ia lalu kembali memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan ini tidak terantisipasi.
Menanggapi itu, Presiden hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.
"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.
"Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai terulang kembali. Itu saja permintaan saya. Oke terima kasih," kata Kepala Negara.
Tanggapan Jokowi pun relatif singkat.
Tak sampai dua menit.
Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan kantor PLN.
Ia menolak meladeni wawancara dengan media massa yang biasa dilakukannya setelah kunjungan.
Jokowi berada di kantor pusat PLN selama 15-20 menit.