Ketika ditanyakan kembali perihal penyebab pasti dari pemadaman tersebut, Haryanto memberi jawaban serupa.
Ia hanya menambahkan, gangguan tersebut sudah normal kembali.
"Listrik mengalami terputus dari Ungaran ke Pemalang, kemudian itu menyebabkan dua sirkuit mengalami gangguan dan itu alhamdullilah sudah bisa kita perbaiki dan kemudian normal kembali," tutur dia.
Pewarta kemudian menanyakan lagi perihal penyebab pasti pemadaman listrik.
Menurut dia, jaringan listrik tersebut membentang panjang dan melewati gunung hingga perumahan.
Maka dari itu, Haryanto menilai faktor alam memang memungkinkan menganggu jaringan.
"Jadi memang jaringan kita itu kan panjang, melalui gunung, hutan, dan lokasi masyarakat, perumahan, dan itu memang bisa saja terjadi gangguan-gangguan dari sekitar, alam, dan sebagainya, dan itu bisa terjadi," kata dia.
Seusai konferensi pers, ketika ditanyakan kembali untuk mempertegas apakah memang pohon yang menjadi penyebab pemadaman, Haryanto tidak menjawab.
Sebelumnya, Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah mengalami mati listrik lebih dari enam jam.
Bahkan, hingga Senin sore, masih ada sejumlah wilayah yang belum teraliri listrik secara normal.
Minggu sore, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka mengatakan pemadaman listrik ini terjadi karena gangguan pada sistem transmisi.
"PLN memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat gangguan yang terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV," ujar Made melalui keterangan tertulis.
"Hal ini mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa," lanjutnya.
Padamnya listrik yang berdampak besar ini membuat Presiden Joko Widodo mendatangi kantor pusat PT PLN Persero di Kebayoran, Jakarta Selatan pada Senin ini.
Jokowi heran mengapa perusahaan sebesar PLN tidak memiliki rencana cadangan yang mengantisipasi padamnya listrik secara besar-besaran.