Apalagi jarak antara episenter dan lokasi PLTU Suralaya sejauh 211 kilometer.
Sehingga percepatan getaran tanah di Suralaya nilainya sangat kecil dan tidak memungkinkan terjadinya kerusakan.
Lebih lanjut Sadly mengungkapkan, menurut rilis resmi dari PT PLN Persero, padamnya listrik di wilayah Jakarta disebabkan ganguan pada gas turbin 1 sampai 6 di Suralaya.
Baca: Live Streaming TVOne ILC Malam Ini, Tema: PLN Sekarat, Listrik Mati
Baca: Tiga Poin Pembahasan Komisi VII DPR dan Plt Dirut PLN
Selain itu, gangguan juga terjadi di pembangkit listrik tenaga gas turbin Cilegon.
"Gangguan ini menyebabkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman," kata Sadly.
Terkait pemadaman listrik lainnya termasuk Jawa Barat karena gangguan transmisi sutet 500 kV.
Dengan demikian, padamnya listrik massal di beberapa daerah tidak diakibatkan oleh peristiwa gempa bumi.
Diketahui, terjadi pemadaman listrik massal di wilayah Jabodetabek dan sebagian Pulau Jawa.
Pemadaman yang berlangsung sejak Minggu (5/8/2019) kemarin hingga Senin sore sangat mengganggu aktivitas warga.
Transportasi misalnya.
Seluruh perjalanan kereta rel listrik (KRL) terhenti akibat pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek, Minggu (4/8/2019) siang.
"Semua perjalanan terhenti karena Listrik Aliran Atas (LAA) kan off (mati) ya," kata Vice President Communication PT Kereta Commuter Indonesia ( KCI) Anne Purba saat dikonfirmasi Kompas.com.
Sama halnya dengan MRT yang operasionalnya sempat terganggu berjam-jam akibat terputusnya aliran listrik dari PLN tersebut.
Bahkan akibat dari mati listrik massal itu, PT MRT Jakarta merugi sekitar Rp 507 juta.