TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri menampik Partai Gerindra merapat pada kubu koalisi.
Menurut dia, partai berlambang burung garuda ini tetap menjadi partai oposisi.
"Masih sampai saat ini (jadi oposisi)," ujar dia yang ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Dirinya berpandangan, lebih tepat rasanya Partai Gerindra menjadi opisisi sebagaimana sejak awal dilahirkan memiliki visi sebagai antitesa dari pemerintahan.
"Sebaiknya di luar sistem pemerintahan (oposisi) karena kita akan memperbaiki sistem. Dan saya selalu mengatakan sejak awal partai Gerindra itu sudah memposisikan diri sebagai antitesa dari pada sistem sekarang. Karena sistem yang sekarang ini adalah diametral (bertentangan) dengan UUD 1945," jelasnya.
Baca: Terungkap, Sosok Ini Disebut-sebut Bakal Gantikan Steven Paulle di Persija Jakarta
Baca: Kondisi Kesehatan Ibunda SBY yang Masih Dirawat di Rumah Sakit hingga Senin Pagi
Baca: Gerindra: Jokowi Minta Prabowo Bantu Pemerintah
Ia mengatakan, jika pun hendak merapat, perlu pembahasan secara konfrehensif untuk memutuskan sikap politik Partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dalam periode pemerintahan kedua Joko Widodo.
"Belum, kalau kita secara perkenalan itu biasa. Dalam kita mengambil sikap politik juga harus dibahas dipikirkan secara komprehensif baik manfaat maupun nanti apakah merapat," kata anak ketiga Presiden pertama RI Soekarno ini.
Penjelasan Fadli Zon
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan, sampai saat ini partainya belum memutuskan apakah akan bergabung dengan koalisi partai politik pendukung pemerintah atau berada di oposisi.
Fadli hanya memastikan, apakah akan berada di dalam pemerintahan atau oposisi, partainya sudah mempersiapkan mekanisme masing- masing.
"Saya kira, sikap kami mengedepankan kepentingan nasional. Itu sikap kami," kata Fadli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
"Bahwa nanti ada di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan, itu sudah ada mekanismenya, tergantung apakah kita berbuat di dalam atau lebih efektif di luar. Itu belum kami putuskan finalnya," lanjut dia.
Meski demikian, apabila bergabung ke koalisi partai politik pendukung pemerintah, partainya tetap akan vokal dalam menyuarakan aspirasi rakyat.
"Kalau saya akan menyuarakan kepentingan rakyat, konsituen saya," ujar dia.