Saya langsung menuju laboratorium sekolah untuk melihat bagaimana bentuk tumbuhan yang diganjar medali emas pada kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan pada 25 Juli 2019 lalu.
Saya melihat sepintas hanya batang atau mirip akar pohon biasa. Tak ada yang istimewa.
Tetapi berdasar hasil uji Laboratorium yang dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tumbuhan ini memiliki kandungan anti-oksidan ribuan kali lipat dari jenis tumbuhan lain yang pernah ditemukan.
Saya menanyakan apa nama tumbuhan ini?
Bajakah! Begitu orang menyebut tumbuhan ini.
Masuk ke Hutan
Tumbuhan ini hanya hidup di hutan. Untuk mendapatkannya, kita harus masuk ke bagian dalam hutan.
Tak puas di laboratorium, saya bergegas menuju ke hutan yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Palangkaraya.
Saya diantar oleh seorang guru dan juga dua siswi penerima penghargaan.
Sang guru memberi catatan, saya tak boleh memberi tahu di mana hutan itu berada!
Setelah melewati jalur Trans Kalimantan, saya dan tim AIMAN mulai masuk ke dalam hutan menggunakan mobil.
Beberapa menit perjalanan di dalam hutan, kami tiba di lokasi yang tidak bisa lagi dilalui mobil.
Kami pun turun berjalan kaki selama beberapa menit dan tiba di sebuah tempat di tengah hutan di antara lahan gambut dengan airnya yang berwarna khas, cokelat namun jernih, mirip warna minuman ringan ternama.
Di sinilah saya pertama kali melihat dan menemukan pohon yang dikatakan langka ini.
Lagi-lagi sepintas pohon ini seperti pohon biasa, sulit membedakannya dengan tanaman lain.