TRIBUNNEWS.COM - Aksi unjuk rasa massa di Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019) berujung kerusuhan.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohammad Lakotani menduga aksi kerusuhan ini sudah ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu.
Saat dihubungi Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani membenarkan terjadinya kerusuhan di Fakfak.
Pada Rabu pagi, terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni di FakFak.
"Beberapa jam lalu terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni," kata Lakotani, Rabu siang.
Baca: Berita Terkini Papua - Situasi di Fakfak dan Mimika Terkendali, Tambahan 1.200 Personil Polisi
Menurut Lakotani, kerusuhan ini disebabkan oleh adanya konsentrasi massa sejak Selasa malam.
Konsentrasi massa, kata Lakotani, ada di dua titik.
Lakotani melanjutkan, berdasarkan informasi yang ia terima, saat ini situasi sudah bisa dikendalikan oleh aparat keamanan.
Polisi juga menambah personel untuk mencegah meluasnya kerusuhan.
Soal penyebab kerusuhan ini, Lakatoni mengatakan masih merupakan lanjutan dari aksi protes atas rasisme di Surabaya.
Namun, Lakatoni menduga aksi kerusuhan ini sudah ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu.
Dilansir Antaranews.com, demo di wilayah Fakfak, Papua Barat kembali memanas.
Bahkan para demonstran mulai merusak dan membakar kios di pasar Tambaruni Fakfak, Papua Barat.
Kepala Bidang Humas Polda Papua AKBP Mathias Krey mengatakan, aparat kepolisian dan TNI sudah berada di lokasi demonstrasi untuk melakukan pengamanan.