TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks pegawai Kementerian Keuangan, yakni Kepala Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Neneng Euis Fatimah telah mengikuti tes uji publik dan wawancara calon pimpinan KPK (Capim KPK).
Ketika menghadapi panelis di tes tersebut, Rabu (28/8/2019) kemarin di Gedung 3, Lantai 1, Setneg, Jakarta Pusat, para panelis kompak mencecar Neneng soal komitmennya.
Baca: KPK Kembalikan Dua Jaksa ke Kejagung, Hakim Nawawi: Gagal Paham Saya
Baca: 4 Fakta Ayah Cabuli Anak Berkebutuhan Khusus selama 7 Tahun, Tergoda saat Akan Pakaikan Pampers
"Ibu punya target kasus pajak di KPK?," tanya panelis.
"Punya dan tahu bu. Tapi saya tidak sampaikan disini," jawab Neneng.
"Sebut saja ada dua atau tiga kasus?" cecar panelis.
"Kurang lebih dua sampai tiga kasus," jawab Neneng lagi.
Lanjut Panitia Seleksi Capim KPK menanyakan saat ini seberapa parahnya korupsi perpajakan di Indonesia?
Neneng menjelaskan kasus korupsi pajak dari hari ke hari sudah agak membaik.
"Sampai hari ini saya merasa sudah membaik. Mungkin KPK akan lebih mendorong Direktorat Pajak beri kewenangan yang lebih baik," kata Neneng.
"Berani ungkap kasus korupsi di perpajakan? ," tanya anggota Pansel.
"Insya Allah saya berani," tegas Neneng.
Untuk diketahui, uji publik dan wawancara diikuti 20 calon pimpinan KPK.
Dalam dua hari terakhir, Pansel KPK melakukan wawancara pada 14 orang secara bergantian dengan durasi satu jam.
Tes uji publik dan wawancara ini, digelar selama tiga hari berturut-turut mulai 27-29 Agustus 2019. Panelis dalam uji publik itu yakni Yenti Garnasih, indriyanto Senoadji, Harkristuti Harkrisnowo.
Ada juga Marcus Priyo Gunarto, DIani Sadia, Mualimin Abdi, Hendardi, Hamdi Moeloek serta Al Araf. Pansel turut mengundang dua panelis ialah sosiolog hukum Meutia Ghani dan pengacara Luhut Pangaribuan.