Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menegaskan kondisi Papua kini seharusnya lebih diperhatikan ketimbang memikirkan pemindahan ibu kota.
Apalagi, situasi di Papua belum sepenuhnya kondusif.
"Papua lebih memerlukan perhatian dari pada konsep ibu kota baru, karena Papua itu jauh sekali jaraknya dengan Jakarta. Jadi lebih baik presiden mengembangkan otonomi yang lebih luas," jelas Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Menurut Fahri Hamzah, otonomi khusus (otsus) yang diberikan kepada Papua belum mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di bumi Cendrawasih.
Ia pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk serius menangani konflik di Papua.
"Otsus saja yang di atas otonomi itu enggak diurus, apalagi otonomi, harusnya itu diurus dulu oleh pemerintah kita," katanya.
Puluhan pertokoan dibakar massa
Melansir Kompas.com, di wilayah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, massa yang datang dari wilayah Distrik Abepura menuju ke Kota Jayapura, saat tiba di Entrop melakukan aksi anarkis.
Pantauan di lokasi, massa melakukan perusakan puluhan pertokoan bahkan setidaknya terlihat belasan rumah toko alias ruko dibakar massa.
Baca: UPDATE Rusuh di Jayapura Papua: Belasan Ruko Dibakar, Aparat Tembakkan Gas Air Mata
Sampai Kamis (28/8/2019) pukul 17.31 WIT, tampak kepulan api dan asap tebal masih membakar ruko.
Diketahui, Entrop merupakan salah satu pusat perekonomian di Kota Jayapura. Pasca-perusakan dan pembakaran, masyarakat yang tadinya berdiam diri di dalam rumah, kini keluar dan berjaga-jaga.
Pada saat yang sama, terdengar pula beberapa tembakan.
Namun, belum bisa dipastikan suara tembakan itu berasal dari mana.
Sebelumnya diberitakan, setelah membakar kantor Majelis Rakyat Papua, massa membakar kantor Telkom, kantor pos, dan sebuah SPBU yang berjejer di samping kantor Bank BTN, di Jalan Koti Jayapura.
Massa juga melempari kantor-kantor dan hotel di Jayapura dan mengarah ke kantor Gubernur Papua.
Sebelumnya diberitakan, massa membakar kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) yang berada di Jl. Raya Abepura.
"Informasi ada pembakaran di situ (Kantor MRP), cuma bagian mana saja yang dibakar kita belum tahu pastinya," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (29/8/2019).
Baca: Pemblokiran Internet di Papua Sampai Kapan? Ini Kata Wiranto
Usai membakar, sambung Eko, massa mulai bergerak ke arah pusat kota.
"Massa ada di sekitar Skyland," ucapnya. (John Roy Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Demo Jayapura Rusuh, Massa Bakar Kios dan Ruko
Dua SSK personel diterjunkan
TNI kerahkan setidaknya dua satuan setingkat kompi (SSK) untuk membanti polisi mengamankan situasi di Kota Jayapura, Papua, pasca-aksi massa berujung rusuh di sejumlah titik, Kamis (29/8/2018).
"Kodam menyiagakan dua SSK untuk diperbantukan ke Polda," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto.
Baca: Pasca Penetapan Tersangka Mbak Susi, Polisi Akan Periksa 6 Orang Perwakilan Ormas di Insiden Papua
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi ribuan massa di Jayapura berujung rusuh.
Massa juga mulai bergerak menuju ke Kantor Gubernur di Kawasan Dok 2 Bawah, Kota Jayapura.
Sebelumnya, massa telah membakar kantor Majelis Rakyat Papua, kantor Telkom, kantor pos, dan sebuah SPBU yang berjejer di samping kantor Bank BTN, di Jalan Koti Jayapura.
Baca: Pasca Penetapan Tersangka Mbak Susi, Polisi Akan Periksa 6 Orang Perwakilan Ormas di Insiden Papua
Massa juga tampak melempari sejumlah hotel di Jayapura.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Demo Jayapura Berujung Ricuh, TNI Kerahkan Dua SSK
Listrik padam
Pascaaksi demo yang berujung aksi anarkis, yakni perusakan dan pembakaran gedung milik pemerintah dan juga pertokoan, sebagian daerah di Kota Jayapura gelap dan jalanan sepi.
Pantauan kontributor Kompas.com John Roy Purba di wilayah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, listrik di sekitar Jalan Raya Kelapa Dua Entrop padam, sekitar pukul 18.11 WIT.
Baca: Aksi Unjuk Rasa di Jayapura Anarkis, Kantor Majelis Rakyat Papua Dibakar, Perekonomian Lumpuh
Daerah tersebut terlihat gelap gulita dan jalan utama penghubung Abepura-Kota Jayapura tersebut terlihat sepi.
Walau sebagian masyarakat di daerah tersebut terlihat berjaga-jaga.
Api membumbung tinggi setelah membakar rumah toko alias ruko, tanpa petugas pemadam kebakaran atau warga yang mencoba memadamkan api.
Dari pantauan, dari siang tadi setidaknya kurang lebih ada 20 titik api terlihat membakar ruko di Entrop, yang merupakan salah satu perekonomian di Kota Jayapura.
Baca: Wiranto Sebut Tuntutan Referendum Kemerdekaan Papua Sudah Tak Relevan
Saat ini tak ada satu pun toko yang memberanikan diri untuk berjualan, begitu juga perkantoran yang memilih untuk tutup. (John Roy Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pasca-demo Rusuh, Sebagian Jayapura Gelap Gulita, Listrik Padam
Pernyataan Wiranto soal aksi unjuk rasa di Papua
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyayangkan kerusuhan terjadi setelah aksi unjuk rasa di Deiyai, Papua yang menyebabkan seorang anggota TNI tewas dan dua lainnya mengalami luka, empat anggota polisi terluka, dan satu warga meninggal terkena lemparan panah.
Wiranto menilai penyerangan kepada aparat keamanan oleh massa pendemo tidak dilakukan oleh pihak yang murni berniat melaksanakan aksi unjuk rasa.
“Dalam mengamankan aksi demo aparat sudah diinstruksikan untuk tidak represif, melakukan tindakan persuasif terukur. Tapi jangan kemudian digunakan untuk mencelakakan aparat, diparang dan dipanah, tidak manusiawi, saya yakin yang lakukan itu bukan pendemo,” ungkap Wiranto ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
Wiranto memastikan, aparat penegak hukum terus bekerja mengusut dugaan tindakan rasisme dan persekusi yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur beberapa waktu lalu yang menjadi pemicu beberapa aksi unjuk rasa di Papua dan Papua Barat sebelum ini.
Baca: Honda Resmi Pasarkan PCX Listrik, Ganti Baterai Bisa Dilakukan di Minimarket
Menurut dia, aparat keamanan yang melakukan tugasnya di luar batas akan tetap diproses tanpa pandang bulu. Wiranto berkesimpulan, aksi unjuk rasa yang menuntut hal tersebut hingga berujung kerusuhan sudah tidak relevan.
Baca: Tanggapan Istana Soal Artikel Dahlan Iskan yang Sebut Prabowo Miliki Lahan di Lokasi Ibu Kota Baru
“Kami sudah ke Papua dan sudah melakukan berbagai dialog dengan semua tokoh di sana, dan sebenarnya tuntutan-tuntutan dalam aksi unjuk rasa sudah terjawab. Sehingga jika ada demo lanjutan kami justri khawatir akan ditunggangi pihak-pihak yang juga akan merugikan masyarakat.”
“Di sini saya mau katakan kepada masyarakat Papua jangan mau diadu domba dan diprovokasi. Memang ada pihak yang senang Indonesia damai dan pemerintah melakukan upaya memakmurkan Papua, ada yang ‘nimbrung’ mau mengacau,” kata Wiranto. (Kompas.com/Tribunnews.com)