Bojonegoro, yang semula menjadi kabupaten dengan jumlah kecamatan berawalan huruf K terbanyak, ternyata juga memiliki banyak desa yang berawal dengan huruf W. Desa-desa tersebut ialah desa Wotanggare di Kecamatan Kalitidu, Desa Wedi di Kecamatan Kapas, Desa Wonocolo di Kecamatan Kadewan, dan Desa Woro di Kecamatan Kepohbaru.
Alas D
Penelusuran lokasi terjadinya kisah misteri KKN di Desa Penari sampai titik ini mungkin terjadi di tujuh desa, dalam lima kecamatan di dua kabupaten. Apakah masih ada petunjuk lain? SimpleMan masih menyebut satu lokasi lagi, yaitu Alas D.
”Mboten, mas, berhenti di jalur Alas D engken enten sing jemput” (tidak mas, nanti berhenti di jalur hutan D, nanti ada yang jemput) sahut Nur,” cuit SimpleMan.
Tak hanya itu, SimpleMan juga memberi keterangan bahwa lokasi KKN di Desa Penari berjarak 4 jam hingga 5 jam dari kota S. ”Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S,” tulis SimpleMan.
Di Jawa Timur, hanya Kota Surabaya yang berawal huruf S. Penelusuran menggunakan fasilitas Google Maps menunjukkan perjalanan dari Surabaya ke Bojonegoro paling lama 3 jam 31 menit, sedangkan perjalanan dari Surabaya ke Bondowoso sekitar 4 jam 40 menit.
Maka, semakin meruncinglah dugaan lokasi kisah misteri KKN di Desa Penari tersebut. Kota B, Desa Kabupaten K, Desa W yang dimaksud penulis kemungkinan ialah Desa Wonoboyo, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso. Namun, alas D masih menjadi misteri karena tidak ada petunjuk khusus yang mengarah ke sana.
Pemkab Banyuwangi Bantah Kisah KKN di Desa Penari Strategi Promosi
Ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Banyuwangi Fikri Mustaqim mengatakan, cerita misteri ”KKN di Desa Penari” bukan bagian dari promosi pariwisata GenPI Banyuwangi ataupun Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
GenPI merupakan komunitas yag dibentuk Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan potensi wisata di masing-masing daerah.
Namun, Fikri tidak membantah bahwa di bulan September akan ada banyak festival di Banyuwangi.
Ia juga menyayangkan tuduhan warganet yang menyebut kisah misteri tersebut merupakan upaya promosi wisata Banyuwangi.
”Cara promosi harus memiliki etika dan tujuan yang jelas sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah,” ujarnya.
Dugaan lain muncul, kisah misteri ini merupakan bagian dari promosi sebuah film.