News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Dramatos Kompol Ocha Membongkar Penyelundupan Sabtu 1 Ton di Perairan Anyer

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kompol Rosana Albertina Labobar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di balik wajah lembut dan tubuh mungilnya, siapa sangka perempuan asal Ambon, Maluku yang bernama Kompol Rosana Albertina Labobar atau akrab disapa Ocha itu adalah seorang polisi wanita (Polwan) dengan segudang prestasi.

Sepak terjangnya dalam pengungkapan kasus peredaran narkoba tak perlu diragukan lagi.

Setelah berkarir sebagai Polwan selama 12 tahun, Kompol Ocha telah mengukir prestasi dalam pengungkapan peredaran narkoba jaringan internasional.

Ditemui Kompas.com di ruangannya di gedung Ditresnarkoba Polda Metro Jaya pada Rabu (28/8/2019) lalu, Kompol Ocha menceritakan salah satu pengalaman berkesan dalam mengungkap peredaran narkoba.

Baca: Dua dari 3 Fakta Baru Temuan Polisi: Truk Overload 25 Ton, Sopir Panik Tak Aktifkan Rem Angin

Ada peristiwa unik dalam pengungkapan kasus peredaran narkoba jenis sabu pada Juli 2017.

Kala itu, Ocha harus rela tiarap di pasir pantai dan bersembunyi di semak-semak guna menghindari pengawasan para pengedar sabu.

Baca: Ini Penjelasannya, Mengapa Laka Maut Sering Terjadi di Sekitar KM 91-92 Tol Purbaleunyi

Kala itu pada tahun 2017, Ocha menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Narkoba Polresta Depok.

Ocha masih berpangkat AKP (Ajun Komisaris Polisi). Kendati demikian, ia telah dipercaya sebagai kepala Tim penyelidikan kasus penyelundupan 1 ton sabu di kawasan Pantai Anyer, Banten.

Baca: 14 Tahun Lalu Pesawat Mandala Jatuh di Medan Karena Ini, Bukan Dipicu Muatan Durian

Dia merupakan polwan satu-satunya yang dipercaya untuk bergabung dalam tim tersebut.

"Berdasarkan informasi, ada WNA asal Taiwan yang datang ke Jakarta jakarta untuk rencananya mengangkut narkoba jenis sabu dan mengedarkannya. Waktu itu kita belum tahu sebanyak apa sabunya, pastinya dalam jumlah yang banyak," kata perempuan kelahiran 19 Oktober 1986 itu.

Perjuangannya kala itu tak mudah. Sebagai kepala tim penyelidikan dan satu-satunya polwan dalam tim tersebut, ia menyusun strategi untuk mengetahui pergerakan pengedaran sabu tersebut.

Karena itu, Ocha harus rela meninggalkan keluarganya selama 1 bulan 2 minggu guna mendalami dan menyelidiki peredaran sabu itu. Ia ingin memberikan hasil yang terbaik dalam pengungkapan kasus peredaran narkoba itu.

"Kita melakukan penyelidikan selama 1 bulan 2 minggu itu setiap hari, enggak ada libur," ujarnya.

"Kita mengikuti orang Taiwan itu kemana aja, ngapain aja, sampai pada saatnya mereka diketahui akan melakukan transaksi di Pantai Anyer dan menyelundupkan sabu sebanyak 1 ton," ujar Ocha.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini