TRIBUNNEWS - Aksi kamisan selalu dilakukan oleh Suciwati setiap tahunnya untuk memperjuangkan kasus pembunuhan terhadap suaminya.
Terhitung sejak 7 September 2004, di mana Munir menjadi korban pembunuhan di dalam pesawat.
Hingga 15 tahun, kasus itu masih belum menemukan titik terang.
Bahkan, pria yang semasa hidupnya menjadi pejuang HAM di Indonesia itu kini mungkin telah dilupakan.
Dilansir dari Tribunnews Wiki, Munir Said Thalib merupakan pria asal Malang yang lahir pada 8 Desember 1965.
Ayahnya meninggal sejak ia duduk di bangku kelas 6 SD.
Sejak saat itu, Munir membantu kakanya, Muhfid Said Thalib, berjualan sepatu dan sandal di Pasar Batu, Malang, Jawa Timur.
Usai menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat SMA, Munir melanjutkan sekolahnya di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Ia lantas menjadi seorang aktivis semasa berkuliah.