TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019, Saut Situmorang menyesalkan keputusan dirinya mundur tersebar luas ke publik.
Padahal, keputusan mundur itu menurut dia hanya disampaikan dilingkup internal KPK.
Saut menjelaskan, setelah menyampaikan keinginannya untuk mundur, ia didatangi oleh pimpinan KPK lainnya, Agus Rahardjo, Laode M Syarif dan Basaria Panjaitan.
Di warung tersebut, kata Saut, Ketua KPK Agus Rahardjo menyampaikan supaya dirinya jangan terlebih dahulu mundur, karena masih banyak pekerjaan, di antaranya ada pelantikan Sekjen, Deputi hingga Direktur.
Sisa kerjaan di KPK masih sampai Desember 2019 mendatang.
Saut mengaku sudah terlanjur mengungkapkan keputusan dirinya untuk mundur.
Ia tinggal menunggu jawaban persetujuan.
Apakah keinginan mundurnya diterima atau tidak.
"Karena memang saya diangkat pihak eksekutif dan (ketika keputusan saya mundur disetujui) saya harus terima," ucap dia.
Keputusan mundur, menurut dia masih sangat debatable, karena ada yang mengatakan 'Pak saut katanya berani kok jadi penakut'.
"Ya saya berani mundur. Tetapi berani juga tidak mundur dong. Bisa debatable lagi. Jadi ini kita lihat beberapa jam ke depan. Bagaimana KPK bisa bekerja terlebih dahulu. Itu yang penting," kata dia.
Sampai saat ini Saut mengaku masih belum demisioner dari KPK, artinya surat pengunduran dirinya belum sah diterima.
Sampai kemarin, kata dia, dirinya masih sempat bekerja dengan menandatangani sprint-an (surat perintah penahanan-red).
"Saya mengatakan diri mundur itu kan harus resmi dulu, bahwa saya sah diterima mundur," ujar dia menjelaskan.