TRIBUNNEWS.COM - Di sela perjuangannya memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla), anggota Kodim 0913/Penajam Paser Utara tetap melaksanakan kewajiban salat walau beralaskan daun sawit.
Hal tersebut disampaikan Dandim 0913/PPU, Letkol Inf Mahmud, dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Paser Penajam Utara, Kaltim, Senin (16/9/2019).
Dikutip TribunPapua.com dari laman resmi TNI AD, Selasa (17/9/2019), Dandim ungkapkan bagi prajurit TNI di mana pun berada dan bertugas, melaksanakan ibadah merupakan suatu kemutlakan.
"Walaupun sedang bertugas di lapangan, ibadah merupakan prioritas, sebagai ungkapan syukur kepada Sang Khalik," ujarnya Dandim.
Baca: Mimpi buruk membuat perempuan ini menelan cincin pertunangannya
Baca: Tertimpa Longsoran Tanah, Dua Orang Tukang Kosek Tewas Mengenaskan dan Akibatkan Truk Ringsek
Baca: Ditantang Translate Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, Barbie Kumalasari Salahkan Lesung Pipi Baru
Lebih lanjut dikatakan, dengan beribadah memohon perlindungan Tuhan yang Maha Esa, tugas seberat apapun dapat dilaksanakan.
"Sebagai pimpinan, hal seperti ini selalu saya sampaikan kepada anggota, agar tugas yang kita kerjakan mendapat ridhoNYA," jelasnya.
Hal ini pulalah yang dilakukan prajurit Kodim pada Minggu (14/6/2019), walau sedang melaksanakan tugas pemadaman lahan gambut di RT. 11 dan RT. 12 Kelurahan Petung, dan RT. 003 Desa Giripurwa.
Prajurit TNI tersebut melaksanakan salat Zuhur di bawah pohon sawit dengan beralaskan daun sawit dan baju seragamnya sebagai sajadah.
"Jelang waktu salat Zuhur, anggota berhenti untuk beristirahat di sekitar lokasi, ada yang dimanfaatkan untuk bersantai dan ada juga anggota menikmati singkong yang sudah matang," jelasnya.
"Bagi anggota yang beragama Islam melaksanakan Salat Zuhur di bawah pohon sawit, sudah merupakan rutinitas tiap hari," terang Mahmud.
Disampaikan pula, memasuki hari ke-6 proses pemadaman kebakaran lahan gambut ini diperkirakan sudah mencapai 80 persen dan diperkirakan untuk luasan area yang terbakar telah mencapai kurang lebih 110 hektar.
"Namum tidak menutup kemungkinan bisa muncul kembali asap pada pagi hari. Untuk itulah, prajurit Kodim selalu memantau dan berada di lapangan," tuturnya.
Dijelaskan pula, selama proses pemadaman api, kendala utama adalah lambatnya peralatan Karhutla ke TKP karena medan yang sulit dijangkau kendaraan.
"Tapi kita tak menyerah, dengan semangat dan dukungan semua pihak, kita tetap upayakan sebisa mungkin proses pemadaman ini cepat selesai," tutupnya.