Yusuf berpendapat, tuntutan agar Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perppu KPK lebih urgent. Apalagi, tuntutan soal RKUHP sudah dikabulkan Joko Widodo dengan menunda pengesahan RKUHP.
"Kami tetap fokus untuk agar Presiden mengeluarkan Perppu KPK. Soal RKUHP itu ditunda, sekalipun itu bahasanya politis. Yang pasti ini momentum tepat karena DPR akan menggelar paripurna terakhir," ujar dia.
Baca: Mengintip Aktivitas Eva Kusuma Sundari dan Fahri Hamzah Berbenah Siap Tinggalkan Gedung DPR RI
Berkaca pada aksi Senin (23/9/2019), massa mahasiswa dari Telkom University terbilang banyak dibanding dari kampus lain.
Aksi mereka juga hingga malam hari namun berakhir dengan ricuh setelah mereka pertama kali agresif terhadap aparat kepolisian.
Sikap mereka kemudian dibalas dengan semprotan water canon serta gas air mata.
"Untuk besok kami masih akan total. Meminta agar pemerintah mengabulkan tuntutan kami, jika tidak kami akan duduki Gedung Sate," ujar Yusuf.
Yusuf mengakui kericuhan pekan lalu tidak lepas dari kelompok tak dikenal yang menyusup kemudian melakukan pelemparan batu ke arah polisi.
"Untuk aksi besok kami akan lebih solid, lebih total lagi," ujar Yusuf.
Disinggung soal seruan aksi di media sosial Instagram yang banyak beredar sepanjang Minggu (29/9/2019) dan masih dengan isu yang sama seperti pekan lalu, Yusuf mengatakan pihaknya tidak menyebarkan seruan tersebut.
"Dari kami tidak menyebarkan seruan untuk unjuk rasa di media sosial. Hingga kini kami masih terus konsolidasi penguatan massa mahasiswa," ujar dia.