Petugas kepolisian juga masih membentuk barikade untuk memastikan tak ada massa yang kembali merangsek mendekat ke arah kolong Slipi.
Jarak antara kerumunan massa dengan kepolisian hanya sekira 50 meter.
Di kolong Slipi juga terlihat sisa kabel yang hangus usai dibakar massa serta pecahan kaca dan batu yang berserakan di jalanan.
Kericuhan ini mengakibatkan arus lalu lintas di sekitar Gedung DPR/MPR dan Palmerah lumpuh.
Massa juga masuk ke Jalan Tol Dalam Kota di depan Gedung DPR/MPR.
Baca: BPPT Sebut Kabut Asap Mulai Berkurang, Operasi Hujan Buatan Dilanjutkan
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengalihkan lalu lintas menyusul kericuhan ini.
Jalan Tol Dalam Kota di depan Gedung DPR/MPR sempat ditutup, baik dari arah Cawang menuju Tomang, maupun dari arah sebaliknya.
"Untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna jalan, serta atas diskresi kepolisian, maka lalu lintas yang menuju lokasi unjuk rasa ditutup," ujar Marketing and Communication Department Head Irra Susiyanti, Senin (30/9/2019).
Tak hanya arus lalu lintas, perjalanan commuter line juga terpaksa dihentikan.
Mulai pukul 16.40 WIB, sejumlah perjalanan kereta dari Stasiun Tanah Abang dan sebaliknya tidak dapat melintasi Stasiun Palmerah.
Operasional perjalanan kereta tidak dapat dilakukan karena di perlintasan kereta Pejompongan dan perlintasan Palmerah terdapat kerumunan masyarakat dalam situasi yang tidak kondusif.
Perjalanan kereta dari Maja/Serpong/Rangkasbitung menuju Tanah Abang hanya dapat dilakukan dari Stasiun Kebayoran dan sebaliknya.
"PT KAI Daop 1 Jakarta menempatkan 80 petugas pengamanan di lapangan untuk mengamankan jalur kereta dan prasarana stasiun, serta memantau keamanan jalur kereta api. Kami berkoordinasi dengan aparat kepolisian di lokasi agar bersama-sama mengamankan perjalanan kereta," ujar Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, Senin (30/9/2019) sore. (Tribun Network/Tribun Jakarta/har/riz)