TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebutkan setidaknya ada 3.800 pengungsi di Wamena, Papua, yang menempati kantor koramil, kodim, maupun polsek.
Namun ia menyebut pada Senin (7/10/2019) besok, sekolah di Wamena sudah melakukan kegiatan belajar mengajar kembali.
"Khusus di Wamena, ada 3.800-an pengungsi berada di beberapa koramil, kodim, maupun polsek," kata Hadi Tjahjanto seusai peringatan HUT ke-74 TNI di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (5/10/2019).
Sedang di Jayapura, terdata sebanyak 8.600 pengungsi. Mereka yang tinggal di penampungan kurang lebih 3.500 pengungsi.
"Sedangkan yang 5.000 pengungsi lainnya ikut saudaranya di Jayapura," katanya.
Hadi memastikan pelayanan kesehatan dan logistik terhadap para pengungsi yang tinggal di lokasi-lokasi pengungsian berjalan baik.
"Logistik tidak ada masalah, bantuan kesehatan, termasuk dapur umum lapangan di Wamena berlangsung baik," katanya.
Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan, kata Panglima TNI, terus memantau kondisi para pengungsi yang tersebar di Wamena maupun Jayapura.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga segera merehabilitasi gedung-gedung yang rusak dan kemungkinan akan membangun hunian sementara bagi pengungsi.
"Ada juga paguyuban, seperti paguyuban dari Makassar, Madura, dan Sumatera Barat yang ikut memfasilitasi pengungsi," katanya.
Baca: Nawir dan 5 Anaknya Ditinggal Istri Pasca Gempa Palu, Kini Kakinya Patah Jadi Korban Tabrak Lari
Hadi menegaskan TNI telah mengerahkan kekuatan untuk membantu Polri di beberapa tempat di Papua, termasuk di Jayapura dan Wamena.
"Tujuannya untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat Wamena, Ilaga, dan Oksibil bahwa stabilitas keamanan terus akan dijaga sehingga perekonomian di wilayah tersebut dapat berjalan dengan baik," katanya.
Panglima TNI bersama Menkopolhukam, Kapolri, Menteri Sosial, dan Menteri Kesehatan, dijadwalkan berkunjung ke Wamena pada Senin besok.
"Tanggal 7 (Oktober) Menko Polhukam, Panglima, Kapolri, Mensos, Menkes, Kementerian BUMN dan PUPR akan langsung terjun ke lapangan, ke Wamena," katanya.
Menurutnya, peninjauan ke Wamena dilakukan untuk merumuskan langkah pemulihan stabilitas keamanan secara menyeluruh.
Dari data yang diperoleh, Hadi menyampaikan sebagian besar warga lokal menginginkan masyarakat pendatang tetap tinggal, baik di Wamena, Ilaga, maupun Oksibil.
"Banyak penduduk asli, penduduk lokal tidak menginginkan pendatang pulang (ke kampung halaman), namun tetap berada di Wamena, Oksibil, maupun Ilaga, itu positif," katanya.
Untuk perbaikan infrastruktur umum yang rusak, Hadi mengatakan pemerintah segera membenahi, misalnya jaringan listrik.
Baca: Koalisi Jokowi Tetap Menolak Perppu KPK
Bukan SARA
Mengenai kegiatan pendidikan di Wamena, diperkirakan mulai normal kembali pada Senin.
"Menurut informasi, mulai Senin (7/10/2019), pendidikan di Wamena sudah normal kembali," kata Hadi.
Ditambahkan, masyarakat setempat menginginkan kegiatan pendidikan di Wamena--mulai SD, SMP, hingga SMA--dapat tetap berjalan baik meski saat ini pendidikan agak terganggu.
Sedangkan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan, kasus kerusuhan di Wamena bukan kasus SARA (suku, ras dan agama) melainkan kasus insidental yang dilakukan kelompok masyarakat.
Untuk itu pihaknya sudah menyampaikan dan mengimbau warga yang berada di pengungsian agar kembali ke Wamena dan mulai menata kembali kehidupan.
"Kami ada dan akan selalu mengamankan masyarakat dari berbagai gangguan," ujar Kapolda.
Dia mengatakan, aparat keamanan juga akan membantu bila ada pengungsi yang saat ini ditampung di berbagai penampungan di Kabupaten dan Kota Jayapura ingin kembali ke Wamena.
Saat ini Kepala Biro Operasi (Karoops) dan Dansat Brimob Polda Papua sudah berada di Wamena untuk melakukan ploting penempatan pasukan yang bertugas di kawasan itu.
Ia mengaku saat ini kondisi di Wamena mulai kondusif dan aktivitas masyarakat mulai pulih.
"Secara perlahan perekonomian di Wamena mulai berangsur normal dan masyarakat mulai membersihkan puing-puing bekas kebakaran," tambah Paulus Waterpauw.
Kerusuhan di Wamena menewaskan 32 orang serta 72 orang lainnya luka-luka. Selain itu ratusan rumah, ruko, dan kantor pemerintah dibakar serta dirusak pendemo. (tribunnetwork/git/fel)