Sementara itu dilansir Tribunnews.com, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menilai saat ini merupakan kondisi yang dilematis terhadap pengamanan pejabat negara.
Seorang pejabat, lanjut dia, akan terkesan jauh dengan rakyat apabila pengamanan terlalu ketat.
Sebaliknya, apabila pejabat dekat dengan rakyatnya, maka pengamanan akan cenderung longgar
"Nah di situ sebenarnya juga harus menjadi perhatian. Tetapi kalau security terlalu ketat nanti jarak sama rakyat jadi jauh kan. Nah ini harus dipikirkan," kata Syarif.
Menurut Syarief, kejadian yang menimpa Wiranto merupakan peringatan kepada semuanya untuk menjaga kewaspadaan.
"Yang jelas ini merupakan warning untuk kita semua," jelasnya.
Ia meminta kepada aparat keamanan agar bekerja keras mengungkap pelaku serta motivasi penusukan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten, Kamis, (10/10/2019).
"Aparat harus bekerja keras untuk mengungkap cara utuh apa motivasinya ya, dan ini tidak boleh terjadi lagi," kata Syarief.
Ia mengatakan aparat kepolisian harus bisa memberikan rasa aman kepada setiap warga negaranya. Apalagi untuk pejabat negara seperti Wiranto.
Baca: Politikus PAN Minta Kepolisian Ungkap Dalang Penusukan Wiranto
Baca: Politikus Demokrat: Usut Tuntas Penusukan Menkopolhukam Wiranto
Diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto mengalami dua luka tusukan yang cukup dalam di perut bagian bawah.
Wiranto ditusuk oleh orang tak dikenal setelah mengunjungi Universitas Mathla'ul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Diketahui, pelaku penusukan berinisial SA dan FA.
Berdasarkan foto yang beredar, senjata tajam yang diduga diamankan dari pelaku berjenis Kunai atau yang dikenal juga dengan sebutan pisau lempar.
Dilansir Kompas.com, seorang saksi mata, Madrain (27) menyebut kejadian itu terjadi saat Wiranto turun dari mobil untuk naik helikopter.