Wiranto mengalami luka tusuk di bagian perut dan kini dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Pengamanan Jokowi
Pengamanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak dilakukan penambahan, meski terdapat insiden penusukan Menko Polhukam Wiranto saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten.
Komandan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, pengamanan Presiden sudah dilakukan dengan standar menghadapi risiko tinggi, sehingga saat ini belum dilakukan penambahan personil.
"Tak perlu (penambahan), kami kan standar sudah high risk. Kalau kami enggak tahu kondisinya gimana, harusnya bisa diantisipasi," kata Maruli kepada wartawan, Kamis (10/10/2019).
Menurutnya, Paspampres yang saat ini bertugas sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam melakukan pengawalan Presiden.
Bahkan, Paspampres sudah melakukan pemetaan ketika Presiden menyapa masyarakat saat di Jakarta maupun daerah.
"Kami sudah hitung semua ada SOP-nya. Ya kalau kami saat dropping (datang) harusnya sudah clear, kami sudah siaga," papar Maruli.
Tanggapan Jokowi
Berkaca dari kasus yang menimpa Menkopolhukam Wiranto, Presiden Jokowi mengingatkan seluruh menterinya untuk selalu waspada.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku ketika Jokowi mendengar kabar Wiranto jadi korban penusukan, dirinya sedang berada bersama presiden.
"Ketika kejadian kebetulan saya sedang dengan presiden dan Pak Mensesneg. Presiden langsung memberikan arahan agar semua pejabat sekarang ini dalam kondisi seperti ini untuk dilakukan pengamanan dasar," kata Pramono Anung di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).
Baca: Sambangi Kediaman Megawati, Pimpinan MPR Tanpa Perwakilan NasDem
Pramono mengatakan pada era pemerintahan Presiden Jokowi memang banyak pejabat dan menteri yang tidak mau dikawal.
Melihat ancaman yang dialami Wiranto, para menteri diminta waspada.
Baca: Dicalonkan PSSI jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021, Risma Tertantang Benahi Stadion di Surabaya