Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap penggantinya kelak memiliki komitmen menuntaskan persoalan pendidikan di Papua.
Dalam konferensi pers yang digelar di gedung A Mendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019), Muhadjir Effendy mengatakan dirinya sangat penasaran dengan kasus pendidikan di Papua yang tidak pernah tuntas.
"Karena itu saya sering membuat statement yang agak intens. Ini hanya sebagai warning agar nanti pengganti saya juga tetap punya komitmen menuntaskan persoalan Pendidikan di sana," kata Muhadjir.
Dia menilai kondisi pendidikan di Wamena dan Nduga sangat timpang jika dibandingkan dengan di Ibu Kota.
"Ketimpangan pendidikan sangat jauh. Terus terang bertemu anak-anak di sana itu ingin menangis," ujarnya.
Baca: Pria Ini Tusuk Kepsek Gara-gara Tersinggung Disarankan Cerai dengan Istrinya Sebelum Kawin Lagi
Baca: Gadis 15 Tahun di NTT Dirudapaksa Saudaranya di Mobil, Ayah Korban: Hati Saya Sakit Sekali
Baca: Jawara World Junior Championships 2019 Bakal Diguyur Bonus Disela-sela Gelaran Superliga Junior 2019
Muhadjir mengungkapkan, kondisi pelajar di Papua seperti pelajar di tahun 60-an karena banyak dari mereka tidak menggunakan sepatu dan terlihat kumuh.
"Kalau saya ngomong begini jangan kemudian dianggap menghina orang Papua, saya membicarakan fakta kondisi siswa di sana. Sementara di sini anak-anak kita main hp," tutur Muhadjir.
"Kita tidak boleh membiarkan mereka tertinggal jauh dari kita," tambah dia.
Dia menambahkan, pengembangan pendidikan di Papua semestinya dikejar dan dipercepat agar tidak tertinggal.
"Karena di sini, di luar Papua, sedang melakukan akselerasi pendidikan. Kalau tidak kita urus sungguh-sungguh, mereka semakin jauh tertinggal," ujarnya.
"Kita jangan ngomong bahwa kita saudara, mereka sama-sama Indonesia, tapi kenyataan di lapangan seperti ini," ujar Muhadjir.
Kata-kata perpisahan Muhadjir
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy secara formal mengucapkan salam perpisahan kepada segenap jajarannya sebelum masa kepemimpinannya berakhir.