Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama menggelar acara malam puncak memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang bertajuk 'Santriversary' di Lapangan Banteng, Jakarta Selatan, Senin (21/10/2019).
Dalam kesempatan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin bicara kepada ribuan santri yang hadir mengenai pentingnya literasi terhadap teknologi.
Baca: Tak Diundang Jokowi, Ternyata Ini Keperluan Bupati Minahasa Tetty Paruntu Berkemeja Putih ke Istana
Baca: Gangguan Jiwa, Perempuan di Cidaun Tewas dalam Keadaan Dipasung, 2 Lagi Berhasil Diselamatkan
Baca: Menteri Agama Lukman Hakim Hingga Menlu Retno Marsudi Hadiri Acara Santriversary di Lapangan Banteng
"Pesantren adalah tempat ilmu keislaman diperdalam, artificial intelegence harus diajarkan, literasi media, literasi digital, dan bahkan literasi finansial harus diperkenalkan," kata Kamarudin.
Dia juga mengatakan, pesantren merupakan tempat pembentukan karakter bangsa yang berakhlak.
"Pesantren adalah tempat dimana budaya otentik negeri ini dirawat, dijaga, dikembangkan, dan pesantren adalah tempat dimana nilai luhur bangsa dan nilai peradaban universal ditanamkan," katanya.
Acara di Lapangan Banteng
Kementerian Agama menggelar acara malam puncak untuk memperingati Hari Santri yang bertajuk 'Santriversary' di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, ribuan santri telah memadati Lapangan Banteng sejak sore hari.
Mereka tampak mengenakan pakaian gamis dan langsung menyemut tepat di bawah patung monumen pembebasan Irian Barat.
Diketahui, acara tersebut juga dihadiri langsung petinggi kementerian agama dan sejumlah tokoh nasional.
Baca: Akui Senang Raffi Ahmad Pamit dari Entertainment, Nagita Slavina Beberkan Alasannya: Bismillah
Di antaranya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Tak hanya itu, acara tersebut juga dihadiri pejabat eselon 1 dan eselon 2 Kementerian Agama.
Sejumlah tokoh lainnya pun hadir, di antaranya KH Ahmad Muwaffiq alias Gus Muwaffiq dan Habib Jindan bin Novel bin Salim.
Baca: Guru SMK di Manado Ditikam Siswanya Hingga Tewas, Begini Kronologi Kejadiannya