Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto langsung menemui Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo untuk mengetahui fokus dari lembaga yang berada dibawah naungan Kemenkes itu.
Permasalahan terkait anak kurang gizi atau stunting masih menjadi tugas besar dari BKKBN yang siap dikurangi oleh Dokter Terawan di masa kepemimpinanya.
"Terkait stunting, menyangkut upaya kita dalam konektivitas antar kementerian supaya tidak terjadi tumpang tindih tetapi fokus bisa turunkan angka stunting dengan cepat," papar Dokter Terawan saat ditemui di BKKBN di Jakarta Timur, Senin (28/10/2019).
Baca: KPK Telusuri Aliran Dana ke Eks Kalapas Sukamiskin Lewat Pejabat Kemenkumham Jabar
Baca: Lanjutkan Kunjungan Kerja, Presiden Jokowi dan Iriana Bermalam di Ambon
Baca: Regu penolong berusaha mengangkat balita yang terperangkap di sumur sangat dalam
Targetnya minimal dalam tiga tahun kepemimpinannya atau pada 2022 Dokter Terawan ingin angka anak stunting di Indonesia di bawah standar World Health Organization (WHO) yakni sekitar 20 persen.
"Harus di bawah standar WHO yaitu 20 persen. Kita gak model tahun, tapi secepatnya. Perlu evaluasi di baduta, batita berarti minimal 3 tahun," ucap Dokter Terawan.
Nantinya Dokter Terawan akan mengharmonisasikan tim dari BKKBN dan Kementerian Kesehatan sehingga bisa fokus menangani masalah stunting tersebut.
"Di BKKBN dan Kemenkes ada dirjen-dirjen berbeda dan itu akan disinkronkan. Kalau tidak bisa fokus, pencapaian tidak bagus," kata Menkes Dokter Terawan.
Untuk menagani masalah stunting tentunya akan dikonsentrasikan pada anak-anak dibawah tiga tahun karena pertumbuhan emas anak-anak hingga umur tiga tahun.
"Saat kita beri fondasinya di tiga tahun karena kehidupan dia di tiga tahun pertama, anak yang harus jadi fokus," pungkas dr Terawan.