TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Helping Hands kembali menggelar program Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa berupa ekspedisi alam outdoor education di OBI Eco Campus, Jatiluhur, Jawa Barat, mulai 25 Oktober hingga 1 November 2019.
Kegitan yang berlangsung selama delapan hari ini diikuti sejumlah remaja dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang suku dan agama berbeda termasuk peserta remaja penyandang disabilitas.
Lewat kegiatan ini mereka dikenalkan tentang keberagaman Indonesia melalui kegiatan yang dirancang bersama-sama, menjelajahi alam bebas yang diwarnai dengan kegiatan berkemah, mendaki gunung, dan mengarungi danau dengan kano.
Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands Wendy Kusumowidagdo mengatakan, Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa merupakan adalah program beasiswa pertukaran pelajar yang diikuti 29 siswa-siswi setara SMU dan termasuk di dalamnya adalah para pelajar Sekolah Luar Biasa, para penyandang disabilitas.
"Keistimewaan Program Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa adalah upaya untuk mengintegrasikan secara penuh siswa-siswi dari beragama suku bangsa, etnis, agama, termasuk yang istimewa, anak-anak remaja yang difabel dengan nondifabel," ujarnya.
Mulai hari Minggu (27/10/2019) hingga Kamis (31/10/2019), peserta mengikuti kurikulum ekspedisi alam outdoor education yang meliputi pendakian ke puncak Gunung Parang setinggi 983 meter dari permukaan laut, dilanjutkan dengan upacara dan penghormatan bendera merah putih di puncak Gunung Parang serta pembacaan teks Sumpah Pemuda.
Ke-29 peserta berasal Sumatera, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, NTT dan Papua. Mereka diseleksi melalui Komite Seleksi yang dibentuk Yayasan Helping Hands.
Seleksinya mencakup pengumpulan surat-surat perizinan dari orang tua dan kepala sekolah, surat pernyataan komitmen terhadap program dan dampaknya, CV yang menunjukkan prestasi siswa, video blog (vlog) yang dibuat oleh siswa, serta proses wawancara dengan kepala sekolah dan siswa bersangkutan.
Menurutnya, misi utama Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa adalah agar para bibit penerus perjuangan bangsa mendapatkan pengalaman dan pembelajaran bersama melalui tantangan ekspedisi alam dalam mengembangkan karakter diri, kerjasama, dan toleransi di tengah tantangan, perbedaan dan keberagaman.
Rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan workshop sehari pada 1 November 2019 di Jakarta dengan mengundang pembicara membahas isu-isu perempuan, minoritas, disabilitas, lingkungan hidup dan seni.
Program ini mendapat dukungan dari BCA, GoWork, Yayasan Kasih Mulia, Freeport Indonesia, McDonald’s, Outward Bound Indonesia dan Wardah.