TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut rela dipilih Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pertahanan demi menghindari perang saudara.
Hal ini disampaikan oleh mantan juru kampanye Prabowo dalam Pilpres 2019, Eggi Sudjana.
Eggi memaklumi keputusan Prabowo untuk menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.
"Saya sebagai pendukung Prabowo, dan saat beliau masuk di situ (kabinet Presiden Joko Widodo), saya terima rasionalitasnya," ujar Eggi dalam diskusi bertajuk 'Sinyal Persatuan di Balik Kabinet yang Bikin Kaget' di Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2019) seperti dikutip dari artikel Kompas.com berjudul "Kata Eggi Sudjana, Prabowo Rela jadi Menteri Karena Takut Perang Saudara".
Baca: Prabowo Dipilih Jokowi Jadi Menhan Dinilai Berdampak Positif, Pengamat: Saya Kaget Kok Internet Sepi
Baca: Komentar Ahmad Dhani Saat Tahu Prabowo Jadi Menhan, Dari Nol Lagi
Menurut Eggi, Prabowo tak ingin Indonesia mengalami perang saudara sebagaimana terjadi di Yaman, Lebanon, Suriah dan Bosnia.
Eggi menyebut, kekhawatiran itu terucap langsung dari mulut Prabowo.
"Anda tahu Yaman, Suriah, Lebanon, Bosnia dan lain-lainnya perang saudara, saling bunuh-membunuh. Sementara pendukung saya (Prabowo) 68 juta berdasarkan riil hasil pemilu," ujar Eggi.
"Bagaimana kalau dibenturkan dengan fakta yang ada? Bisa saling bunuh, bisa membahayakan bangsa kita," lanjut dia menirukan ucapan Prabowo.
Eggi yang saat ini bernaung di bawah PAN menambahkan, potensi kerusuhan itu bukanlah dibuat-buat.
Salah satu bukti nyata adalah kerusuhan yang dapat dengan mudah terjadi di Papua.
Oleh sebab itu, Prabowo terpaksa mundur dari arena pertarungan politik dan memilih bersatu dengan rivalnya dalam Pilpres 2019.
Prabowo, lanjut Eggi, juga pernah menyatakan bahwa jabatan dan popularitasnya dikorbankan untuk menjaga tumpah darah Indonesia.
Eggi sebagai pendukung Prabowo pun menyatakan sepakat dengan alasan tersebut.
"Saya dukung begitu (pilihan Prabowo), sebab saya dukung bangsa ini. Makanya kami tidak protes. Kami ikhlas. Saya setuju dengan pertimbangan rasional dan kebangsaan ini " ujar dia.
Sementara itu, soal masih adanya pendukung yang masih kecewa atas pilihan Prabowo itu, Eggi tak mempermasalahkannya.
"Kalau ada pendukung-pendukung lain yang masih mengkritik atau tidak terima itu, silakan," tambah Eggi yang juga pernah menjadi anggota tim kuasa hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019 ini.
Baca: Jawaban Gibran Soal Pertemuannya Dengan Didit
Diketahui, salah satu hal yang cukup mengejutkan dari susunan menteri pada Kabinet Indonesia Maju adalah masuknya Ketua Umum Partai Gerindra itu di dalamnya.
Masuknya Prabowo ke kabinet pertama kali terungkap ketika ia bertandang ke Istana Kepresidenan, Senin (21/10/2019).
Meskipun tidak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, namun saat itu Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf di bidang pertahanan.
"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan," ujar Prabowo.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut mengaku, akan bekerja keras untuk mencapai apa sasaran yang telah ditentukan oleh pemerintahan Jokowi.
"Beliau beri beberapa pengarahan, saya akan kerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," lanjut dia.
Selain Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo juga mendapatkan pos menteri, yakni sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti.
Usulan Fadli Zon
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon angkat bicara terkait ketua Umumnya, Prabowo Subianto yang kini menjadi Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju Jokowi - Maruf Amin.
Fadli Zon mengungkapkan dia salah seorang yang megusulkan Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan.
Hampir Sebulan Lebih 'Bungkam', Fadli Zon Mengaku Puasa Bicara |
"Ya saya termasuk yang mengusulkan pak Prabowo untuk menjadi Menhan. Ide saya malah itu pertama," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Sneyanan Jakarta, Senin, (4/11/2019).
Fadli mengaku dia yang melontarkan pertama kali ide bahwa apabila ingin berkolaisi dengan pemerintah, maka konsep yang dimiliki Gerindra soal energi, pangan, dan pertahanan harus diterima.
Ide tersebut dia sampaikan langsung kepada Prabowo Subianto pada Agusutus lalu.
"Ide saya malah itu pertama. Mengusulkan kalau kita mau koalisi, yang bisa kita perbuat cukup banyak terutama adalah di kementerian pertahanan, tentu di samping masalah pangan dan energi," katanya.
Baca: Cerita Lengkap Layangan Putus Part 1 dan Part 2 Serta Kabar Adanya Bocoran Part 3 dari Mommy ASF
Menurut Fadli Zon, ia melontarkan ide tersebut karena eksekutif yang bisa mengeksekui program.
Pemerintah yang bisa menjalankan program atau konsep pembangunan.
Sehingga dengan masuk ke pemerintahan maka apa yang menjadi fokus Gerindra di bidang pertahanan, energi, dan ketahahan pangan bisa dilakukan.
Baca : Kisah Bocah 14 Tahun Nikahi Gadis 20 Tahun Viral, Pengantin Pria Masih Pakai Baju Koko Anak-anak
Kemenkes Masih Rumuskan Aturan untuk Tingkatkan Pelayanan Pengguna BPJS Kesehatan |
"Ya harapannya kita bisa berbuat di situ, karena tugas di eksekutif dengan tugas di legislatif kan berbeda. Tugas di eksekutif namanya saja eksekutif, eksekusi, melaksanakan program-program yang sudah dilaksanakan," ucap Fadli Zon.
Tapi kalau di legislatif, saya kira tugasnya agak berbeda. Termasuk tugas pengawasan, checks and balances itu adalah perintah konstitusi kita," tutur Fadli Zon.