News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Polrestabes Medan

Stanislaus Riyanta: Serangan Bom di Medan Dipicu Tewasnya Pemimpin ISIS, Muncul Aksi Balas Dendam

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaku bom bunuh diri di Medan dan Abu Bakr al-Baghdadi

TRIBUNNEWS.COM - Aksi teror bom yang terjadi di Medan, mendapat banyak perhatian dari berbagai macam pihak.

Pengamat Intelijen dan Keamanan UI Stanislaus Riyanta mengatakan fenomena yang dilakukan ISIS lebih menyerang ke simbol - simbol negara sebagai wujud balas dendam.

Rupanya, hal ini sudah diprediksi pasca kematian pimpinan ISIS yang lalu.

"Ini sudah diprediksi. Pasca kematian Abubakar Al Baqdadi, akan memicu aksi balas dendam," tuturnya

Dia kemudian mencontohkan kasus yang dialami Wiranto di Pandeglang.

Menurutnya hal tersebut terjadi karena pihak aliansi ISIS merasa terdesak karena pimpinannya tertangkap di Bekasi.

"Kasus pak wiranto dua orang dia terdesak, karena pimpinannya tertangkap di Bekasi. Mereka lari ke Pandeglang dan melakukan aksi ke pak Wiranto," jelasnya.

Dilansir melalui tayangan YouTube Najwa Shihab, meski pelaku belum terdeteksi apakah merupakan pelaku tunggal atau kelompok, kasus seperti bom di medan merupakan hal yang berbahaya.

"Permasalahannya adalah, kelompok atau tunggal, pelaku melakukan aksi terorisme berbahaya,"

Stanislaus Riyanta mengatakan justru pelaku tunggal lebih berbahaya karena pergerakannya tidak mudah dideteksi.

Aksi teror berbeda dengan mereka yang berkelompok, karena pasti menggunakan jaringan komunikasi.

"Pelaku tunggal lebih berbahaya, karena mereka tidak terdeteksi mrencanakan sendiri, melakukan aksi sendiri, berbeda dengan kelompok, yang melakukan aksi lewat percakapan yang bisa dideteksi atau dipantu," ujarnya.

Melalui pengamatannya, rupanya aksi yang sukses dilakukan adalah aksi sel - sel kecil.

"Aksi yang sukses yang melakukan aksi sel-sel kecil, ada perbedaan model, kelompok besar menjadi keluarga," tuturnya.

Pelaku teror melihat momentum untuk melakukan aksinya.

Baca :  Seorang Polisi Korban Ledakan Bom Di Polrestabes Surabaya Ternyata Anak Kepala Dispora Kota Blitar

"Dengan ada seruan dari Timur Tengah di awal tahun kemarin, simpatisan melakukan aksi amaliah di tempat masing masing," katanya.

Momen favorit mereka untuk beraksi adalah antara puasa, natal, dan tahun baru.

"Mereka memiliki momentum favorit, puasa natal, tahun baru," jelasnya.

Untuk itu dia menghimbau untuk waspada hingga tahun baru 2020 nanti.

"Waktu favorit untuk melakukan aksi, bulan -bulan yang harus diwaspadai, sampai tahun baru nanti," tegasnya.

Serangkaian Teror Bom 

Kartasura

Kondisi terkini pasca bom Kartasura (Kompas TV)

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, bom bunuh diri meledak di depan Pospam yang terletak di persimpangan di simpang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

Vino, 25 tahun, saksi mata di lokasi kejadian menyebut ada seorang lelaki yang tergeletak usai ledakan.

"Suara ledakan seperti bom meletus," kata dia kepada awak media.

Tempat kejadian perkara (TKP) ledakan bom tidak jauh dari Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kandang Menjangan, Kartasura.

"Waktu saya lihat, kakinya masih bergerak," imbuhnya.

Sarinah

Petugas mengangkat jenazah korban peledakan bom di pos polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ledakan bom yang disusul baku tembak yang dilakukan oleh 7 orang pelaku dengan korban tewas 3 orang dan 4 orang dilumpuhkan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISNAWAN )

Kasus bom juga terjadi di Sarinah, Januari 2019 lalu.

DIberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Dian Juni Kurniadi (25), terduga pelaku teror bom di Pos Polisi Sarinah dan Starbucks di Jalan MH Thamrin adalah anak cerdas dan pintar.

Rupanya siswi di SMK Negeri 1 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Dian tercatat sebagai lulusan pada 2008 dan nilainya sangat memuaskan.

Dian, meski pendiam, tapi merupakan siswa cerdas, kreatif dan berprestasi, bahkan kerap memperoleh rangking satu di kelasnya.

"Memang benar dia merupakan alumni siswa SMKN 1 Adiwerna jurusan permesinan elektro. Dian lulus 2008 lalu," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Adiwerna, Rahmat, Senin (19/1/2016).

Surabaya

Ledakan Polrestabes Surabaya (Kolase Tribunstyle)

Diberitakan Tribunnews.com, satu anggota polisi yang menjadi korban ledakan bom di Polrestabes Surabaya merupakan putra Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Blitar, Juari.

Korban atas nama Bripda Ahmad Muaffan Alaufa.

"Iya, anak saya juga ikut terkena ledakan bom di Polrestabes Surabaya," kata Juari saat dihubungi SURYAMALANG.COM, Senin (14/5/2018) petang.

Penyerangan Wiranto

Foto-foto pelaku penusukan Wiranto beserta identitas dan kronologi kejadian. (Istimewa)

Melalui Tribunnews.com, diberitakan Menko Polhukam Wiranto diserang dua orang tak dikenal dalam kunjungan kerjanya di Pandeglang, Banten pada Kamis (10/10/2019) siang.

Pihak Biro Kumsidhal (Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan) Kemenko Polhukam menjelaskan bahwa Wiranto ke Pandeglang dalam rangka peresmian gedung kuliah sebuah universitas swasta.

“Pukul 09.00 WIB Menko Polhukam meresmikan gedung kuliah bersama di Universitas Mathla’ul Anwar (Unma) di Pandeglang, Banten,” ungkap pihak Biro Kumsidhal.

Setelah melakukan peresmian dan berdialog dengan pihak kampus serta mahasiswa di sana, pukul 11.30 WIB Wiranto menuju ke Alun-alun Kecamatan Menes, Pandeglang untuk kembali ke Jakarta menggunakan helikopter.

Namun pada pukul 11.50 WIB Wiranto yang telah tiba di alun-alun dan turun dari mobil tiba-tiba diserang orang tak dikenal menggunakan senjata tajam mengenai perutnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini