"Jika dia ada ketertarikan untuk jihad, baru kita masuk. Setelah itu kita lihat kebutuhannya," kata perekrut.
Perekrut akan menemui calon teroris di masjid, lalu ke tempat tinggalnya (indekos) untuk membahas mengenai jihad.
Kecanggihan teknologi yang memudahkan komunikasi juga menjadi satu diantara metode perekrutan teroris.
Mantan perekrut tersebut pun mengaku, saat itu ia lebih sering berkomunikasi via online.
"Kalau sekarang sudah maju, walaupun tidak bertemu muka bisa lewat Telegram atau WhatsApp," paparnya.
Cara itu dianggap lebih efektif, karena calon anggota teroris dapat secaa mudah mengirimkan materi dakwah berupa video lewat pesan instan Telegram atau WhatsApp.
Kepada wartawan, ia mengaku tidak hanya merekrut anggota teroris di lingkungan kampus.
Ia telah mendalangi serangkaian teror di Tanah Air bersama sejumlah mahasiswa yang telah ia cuci otaknya.
Fakta-fakta Bom Medan
Berikut fakta-fakta menegnai bom bunuh diri di Polrestabes Medan.
1. Pelaku berjumlah satu orang berinisial RNM.
2. Pelaku melakukan aksi bom bunuh diri dan dinyatakan meninggal dilokasi kejadian setelah melilitkan bom di pinggangnya.
3. Pelaku berstatus sebagai Pelajar/Mahasiswa.
4. Pelaku berusia 24 tahun.
5. Pelaku diduga memakai jaket ojek online untuk penyamaran dan akan mengurus SKCK.
6. Sebelum masuk TKP, pelaku sempat digledah dua kali oleh polisi.
7. Korban luka berjumlah enam orang, terdiri dari empat anggota polisi, satu pekerja harian lepas, dan satu mahasiswa.
8. Pelaku terpapar radikalisme dari istri dan guru ngajinya.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)