News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Respons Tokoh Soal Pernyataan Sukmawati Soekarnoputri, Andre Rosiade Sarankan untuk Minta Maaf

Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Sukmawati dan Andre Rosiade

PKS berharap agar semua pihak tidak menyinggung mengenai isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).

Menurut politikus PKS Suhud Aliyudin, isu SARA merupakan isu yang sensitif, Minggu (17/11/2019).

"Semua pihak harus hati-hati jika membuat statement ya g berkaitan dengan keyakinan agama. Karena hal itu sangat sensitif dan dapat memicu kegaduhan yang tidak perlu," katanya.

Suhud menambahkan agar tokoh publik membuat pernyataan yang dapat mempersatukan berbagai pihak.

Dia berharap agar tidak ada yang memperkeruh suasana.

"Sebaiknya tokoh publik buat statement yang mempersatukan dan yang mendorong pada persatuan. Jangan buat keruh suasana," ungkapnya.

Sebab, menurut Suhud, penerus bangsa yakni generasi muda, harus diberi contoh sosok teladan.

"Beliau seharusnya menjadi teladan bagi generasi muda," tegasnya.

Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

5. Andre Rosiade - Wasekjen Partai Gerindra

Menanggapi pernyataan Sukmawati Soekarno Putri, Andre Rosiade sebagai Wasekjen Partai Gerindra memberikan tanggapannya.

Melalui unggahan di akun Instagram miliknya, @andre_rosiade pada Senin (18/11/2019), ia mengungkapkan bahwa sebaiknya Sukmawati lebih berhati-hati dalam memberikan komentar tentang agama islam.

"Dulu bu Sukmawati ramai solak Konde & Jilbab. Sekrg ramai soal Nabi Muhammad & Bung Karno," tulis Andre.

Tak hanya itu, Andre pun berharap agar Sukmawati segera meminta maaf, sebab negara Indonesia ini membutuhkan persatuan bukan kegaduhan.

"Saran sy supaya tidak berpolemik, ibu Sukmawati segera minta maaf. Dan berhati2 berkomentar mengenai hal agama Islam yg mungkin ibu kurang pahami. Negara ini butuh persatuan bukan kegaduhan," tulisnya.

Penggalan pernyataan Sukmawati

Berikut pernyataan Sukmawati pada forum peringatan Hari Pahlawan 10 November.

"Kalau untuk merekrut yang namanya hijrah kek atau calon radikalis, katanya infonya, itu ditanya mana lebih bagus Pancasila sama Alquran.

Sekarang saya mau tanya, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad atau insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia.

Saya mau tanya, jangan perempuan, kan kaum radikalisme kebanyakan laki-laki ya," ucapnya.

Saat itu, mahasiswa UIN Jakarta bernama Maulana berusaha menjawab.

"Memang benar pada saat awal abad ke-20 itu yang berjuang adalah insinyur Soekarno ...," kata Maulana

Belum sempat melanjutkan, Sukmawati langsung memberhentikan pernyataan mahasiswa tersebut.

"Oke, stop. Hanya itu yang Ibu mau tanya," potongnya.

Tonton video selengkapnya.

Pernah Tersandung Kasus Puisi

Tuduhan penistaan agama juga pernah dialami Sukmawati pada tahun lalu.

Ia dilaporkan ke kepolisian atas tuduhan penistaan agama saat membawakan puisi "Ibu Indonesia".

Diketahui, banyak pihak yang melaporkan Sukmawati pada saat itu.

Dikutip dari Kompas.com, satu di antaranya adalah gabungan organisasi masyarakat Islam di Palembang ke Polda Sumatera Selatan.

Sukma dilaporkan atas dugaan telah melakukan penistaan agama karena membacakan puisi berjudul " Ibu Indonesia" di JCC Senayan dalam acara peringatan '29 Tahun Anne Avantie Berkarya'.

Selain itu, melansir Kompas.com, pengacara bernama Denny AK dan Ketua DPP Partai Hanura Amron Asyhari melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya.

"Saat itu dia berkata bahwa syariat Islam disandingkan dengan sari konde, itu kan jelas menurut kami enggak bisa bisa disandingkan. Lalu, nyanyian Ibu Pertiwi lebih indah daripada azanmu. Kalau bicara begitu, dia meremehkan Sang Kuasa dong," ujar Denny.

Denny yang dilakukan Sukmawati sangatlah tidak pantas.

Hal senada juga disampaikan Amron.

"Ini jelas telah menghina dan melecehkan kami sebagai umat Islam. Saya minta agar polisi segera mengusut kasus ini," kata Amron.

Berujung Isak Tangis Permintaan Maaf

Dikutip dari Kompas.com, Sukmawati meminta maaf dan mengatakan tidak berniat menghina umat Islam Indonesia dengan puisi yang dibacakannya saat itu.

Sukmawati meminta maaf sembari menangis.

Sukmawati juga mengaku sebagai muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislamannya.

"Puisi 'Ibu Indonesia' yang saya bacakan sesuai dengan tema acara pergelaran busana yakni Cultural Identity, yang semata mata adalah pandangan saya sebagai seniman, budayawati dan murni karya sastra Indonesia," kata Sukmawati.

Baca: Kritik Keras PKS ke Sukmawati: Hati-hati Membuat Statement yang Berkaitan Keyakinan Agama

Baca: Wasekjen PPP Minta Polisi Bersikap Profesional Terkait Kasus Sukmawati

Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Sukmawati dengan puisinya diputus penyelidikannya.

Melansir Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri kala itu, Brigjen M Iqbal, mengungkpakan tidak menemukan unsur pidana.

Dalam proses penyelidikan, polisi telah mendengar keterangan dari 28 pelapor dan satu saksi.

Selain itu, penyelidik juga telah meminfa keterangan Sukmawati sebagai terlapor, satu ahli bahasa, satu ahli sastra, satu ahli agama, dan satu ahli hukum pidana.

"Disimpulkan tidak ditemukan perbuatan melawan hukum atau perbuatan pidana. Sehingga perkara tersebut tidak dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan," kata Iqbal.

(Tribunnews.com/Sinatrya/Wahyu Gilang ) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Aji YK Putra/Sherly Puspita/Setyo Adi Nugroho/Kristian Erdianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini