News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

30 Hari Jokowi Menjabat, Haris Azhar: Sibuk Bagi-Bagi Kursi

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis HAM Haris Azhar memberikan keterangan kepada wartawan mengenai peristiwa penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan oleh dua orang tak dikenal, di gedung KPK, Jakarta, Selasa (11/4/2017). Mereka memberikan dukungan kepada KPK dan juga meminta presiden turun tangan dengan cara membentuk tim khusus guna mengusut kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Kantor Hukum dan HAM Lokataru, Haris Azhar mengatakan setelah tepat satu bulan periode ke dua Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin masih sibuk membagi kursi kekuasaan.

Hal tersebut diungkapkan Haris Azhar dalam acara Mata Najwa yang disiarkan langsung di Trans 7, Rabu (20/11/2019) pukul 20.00 WIB.

Haris Azhar menjelaskan, pada satu bulan Jokowi menjadi presiden di Kabinet Indonesia Maju, masih terus melakukan bagi-bagi kursi.

Haris Azhar mengatakan tepat satu bulan menjadi presiden, Jokowi masih sibuk pada diri sendiri.

Selain itu, Haris Azhar mengatakan pada pemerintahan Jokowi saat ini sering memunculkan kebijakan-kebijakan yang kontroversial.

Haris Azhar memberikan contoh, ketika Menteri Agama, Fachrul Razi memunculkan kata celana cingkrang.

"Sibuk pada diri sendiri aja. Jadi masih pada momentum mereka ini masih happening gitu ya, masih seneng," jelas Haris Azhar.

"Terus masih mencoba bagi-bagi mengisi kursi-kursi diruntutan di bawahnya."

"Memunculkan kebijakan-kebijakan. Memunculkan frase kata celana cingkrang, IMB mau dihapus, dan lain-lain."

Haris Azhar mengatakan pemerintahan Jokowi jilid dua hingga satu bulan ini belum masuk pada kebijakan yang membuat masyarakat terdesak pada lima tahun lalu.

Menurutnya, Jokowi masih sibuk merombak posisi yang ada di bawah pemerintahahnnya.

Seperti penunjukkan Ahok yang kabarnya akan mengisi posisi petinggi BUMN.

Haris Azhar menuturkan dengan yang terjadi pada satu bulan ini, masyarakat terfokus pada tokoh-tokoh yang bergabung pada dalam pemerintahan Jokowi pada periode 2019-2024.

"Tapi menurut saya belum masuk ke wilayah zona-zona substansi yang masyarakat sibuk terepresi, terdesak oleh kebijakan-kebijakan lima tahun lalu," terang Haris Azhar. 

"Masih ada harapan, masyarakat masih berharap dalam konteks negara dan warga negara yuk periode ke dua diperbaiki."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini