"Tapi kemarin ini sebulan ini masih sibuk pada soal merombak posisi orang-orang, masih sibuk misalnya kaya soal Ahok, saya sih ga ada masalah sama Ahok ya, positif negatif bisa kita bahas."
"Tapi akhirnya orang kesedot lagi dengan soal sosok, posisi A posisi B."
Haris Azhar juga menjelaskan terdapat tiga karakter dalam pembagian kekuasaan pada satu bulan Jokowi menjabat di periode ke duanya ini.
Pertama posisi, Jokowi menunjuk beberapa tokoh untuk menjadi wakil menteri.
Ke dua, mengenai pembangunan. Jokowi membagi siapa saja yang akan mengerjakan infrastruktur, atau pangan, dan lain-lain.
Ke tiga, wilayah. Jokowi nantinya akan membagi tokoh yang akan mengurus wilayah Indonesia bagian timur, tengah, maupun barat.
"Saya membaca ada tiga karakter pembagian power sharing ini. Di posisi, yang terus diciptakan. Wamen, nanti ada wamen lagi," ungkap Haris Azhar.
"Yang ke dua nanti ke depan kita masih sibuk pada soal topik-topik pembangunan. Siapa ngerjain infrastruktur, siapa bagiannya di sana, siapa yang dapat pangan, yang main impor dan segala macam."
"Yang ke tiga nanti pada wilayah. Yang main di Indonesia Timur, main di Indonesia Barat, main di sekitar pantai, Pariwisata, dan lain-lain."
Menurut Haris Azhar pemerintahan Jokowi ke depannya akan sibuk membenahi hal tersebut.
Karena menurutnya ini dilakukan untuk merangkul sebanyak mungkin karena konsekuensi dari periode ke dua.
Yaitu menyibukkan diri pada bagi-bagi kursi di pemerintahan.
"Nah nanti ke depan akan sibuk dengan hal-hal seperti itu. Karena memang ini konsekuensi dari periode ke dua harus merangkul sebanyak mungkin," kata Haris Azhar.
"Tapikan itu jadi akhirnya sekali lagi menyibukkan diri pada pemerintahan yang sebetulnya isinya bagi-bagi kekuasaan," tambahnya.
Isu bagi-bagi kursi diperkuat dengan kabar Ahok yang akan mengisi posisi petinggi di BUMN strategis.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)