TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menanggapi soal kabar Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi BUMN.
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa pada Rabu (20/11/2019).
Mulanya, Najwa Shihab sebagai presenter meminta pendapat Fahri Hamzah soal banyaknya kontra yang menolak Ahok menjadi petinggi BUMN.
Najwa Shihab menanyakan apakah penolakan Ahok ada kaitannya dengan unsur politis.
"Dan bagaimana membaca berbagai suara-suara yang menolak, apakah itu suara politis itu tadi yang Anda maksud sebagai bagian terlalu banyak politisnya dibandingkan apa namanya kinerja BUMNnya Bung Fahri?," tanya Najwa Shihab seperti dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Najwa Shihab.
Menjawab pertanyaan tersebut, Fahri Hamzah justru membahas masalah masuknya Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan.
Menurut, Fahri Hamzah itu merupakan suatu teka-teki.
"Jadi kan Pak Jokowi itu kira-kira bilang 'Saya mau cepat' karena itu kita rekonsiliasi kita bersatu bahkan musuh utamanya kan Pak Prabowo."
"Kita bicara musuh dalam terminologi. Ini kan dia diajak jadi menteri, ini misteri kan sebenarnya," ungkap Fahri Hamzah.
Bagaimana bisa materi yang diperdebatkan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini diajukan ke DPR.