News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

GNPF Ulama Nilai Ucapan Sukmawati Lebih Rusak Daripada Ucapan Ahok 'Jangan Mau Dibohongi Pakai Ayat'

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sukmawati Soekarnoputri menanyakan kepada peserta terkait pertanyaan Nabi Muhammad atau Presiden Soekarno, ingin tahu pengetahuan peserta FGD.

Kedatangan Soekarno kala itu justru disambut oleh ledakan granat.

"Bung Karno diundang untuk membuka bazar. Bazar sudah siap sedia untuk menyambut Presiden datang."

"Presiden itu turun dari mobil anak-anak, sekolah, guru dan lain sebagainya. Begitu turun (ledakan)," ungkapnya.

• Rizieq Shihab Klaim Dicekal, Mahfud MD Minta Dikirimkan Surat Fotokopiannya

"Mereka itu atau orang yang Islam sempit pikiran, yang hanya melihat paling mulia adalah yang mulia Nabi Muhammad dan hanya boleh Alquran dan hadis."

"Lain pengetahuan, lain ilmu, atau apa itu kafir, toghut," sambungnya.

Ia menyatakan, hingga saat ini, orang yang disebutnya sebagai kalangan radikalis masih kerap eksis.

Menurutnya, kelompok tersebut juga suka mengafirkan orang lain.

"Oh ini loh yang dimaksud pemimpin saya atau bapak saya ya, Bung Karno, kelompok sempit pikiran yang suka royal dengan kata-kata kafar kafir kafar kafir."

"Jadi zaman Bung Karno kelompok sempit pikiran itu sudah ada, sampai saya nenek-nenek masih ada," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia menyatakan geram dengan tingkah kaum radikalis.

"Kalau untuk merekrut yang namanya hijrah kek atau calon radikalis, katanya infonya, itu ditanya mana lebih bagus Pancasila sama Alquran," terangnya.

"Sekarang saya mau tanya, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia?" Tanyannya.

Pertanyaan tersebut sempat ingin dijawab oleh beberapa peserta diskusi. Salah satu yang diperbolehkan menjawab ialah mahasiswa UIN, Jakarta, Maulana.

"Memang benar, pada saat awal abad ke-20 itu yang berjuang adalah insinyur Soekarno.....," jawab Maulana.

"Sudah cukup saya tanya itu saja," potong Sukmawati.

Ia kemudian melanjutkan paparannya mengenai radikalisme.

Menurutnya, ia keberatan dengan adanya anggapan seorang muslim tidak boleh menghormati sosok selain Nabi Muhammad.

"Memangnya kita tidak boleh menghargai, menghormati orang-orang mulia di awal-awal atau di abad modern? Apakah yang selalu menjadi suri tauladan itu hanya nabi-nabi?" Tanyannya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini