Pengangkatan komisaris akan dilakukan setelah rapat umum pemegang saham pertamina pekan depan.
Sebelumnya, kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menjabat sebagai pimpinan BUMN menuai berbagai pro dan kontra dari sejumlah tokoh.
Baca: Sekjen PDIP: UMKM Kuliner Patut didorong Untuk Menggerakkan Ekonomi Kerakyatan
Dilansir dari kanal Youtube KompasTV, Rabu (20/11/2019), satu diantaranya adalah mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang mulai mendukung Ahok sebagai bos BUMN.
Fahri mengatakan untuk soal kemampuan, ia termasuk yang menganggap BUMN memerlukan Ahok.
"Kalau soal talenta, saya termasuk yang menganggap BUMN itu memerlukan Saudara Ahok. Karena ada beberapa institusi di BUMN itu yang memerlukan orang keras memerlukan orang tegas" jelas Fahri Hamzah.
Lanjutnya, di beberapa institusi BUMN memang membutuhkan seseorang yang kritis dalam berpikir dan tegas dalam bersikap seperti Ahok.
Baca: Andi Arief Tuding Megawati Dendam, Sekjen PDIP: Pak SBY Kan Pernah Jadi Presiden
DIR Eksekutif IRESS Marwan Batubara juga ikut mengomentari keputusan dipilihnya Ahok menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina dengan menyebut bangsa Indonesia sebagai korban kebijakan dari pemerintahan yang tersandera.
"Bencana bagi bangsa Indonesia, artinya kita jadi korban kebijakan dari pemerintahan yang saya anggap tersandra oleh berbagai kasus atau juga mungkin tekanan," ungkapnya, dilansir dari kanal Youtube Talk Show tvOne, Jumat (22/11/2019).
Marwan juga meminta sebelum Ahok yang akan menjabat secara resmi disahkan agar Presiden Jokowi membatalkan rencana ini.
Ia kembali meminta untuk Erick Thohir supaya menjaga integritas karena Menteri BUMN ini seorang yang dihormati.
"Kalau dia terpaksa melakukan atau menjalankan perintah ini ya saya berharap mending mundur aja," ujar Marwan.
Karena menurut Marwan, sosok Ahok ini tidak qualified.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)