News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ditembak 24 Peluru, Kondisi Seekor Orang Utan Kritis hingga Alami Kebutaan

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pagus, saat mendapatkan perawatan di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit, Sumatera Utara, yang dikelola YEYEL-SOCP.

TRIBUNNEWS.COM - Seekor orang utan jantan berumur 25 tahun ditembaki oleh orang tak bertanggung jawab di kawasan hutan Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, Aceh.

Orang Utan tersebut terpaksa dipindahkan dari habitatnya karena mengalami luka akibat terkena tembakan 24 peluru senapan angin.

Orang Utan tersebut ditemukan oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bersama Yayasan Orang Utan Sumatera Lestari-Orang Utan Information Centre (YOSL-OIC) dari kawasan hutan Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan.

Orang Utan tersebut ditemukan di area kebun sawit warga dalam kondisi yang mengenaskan.

Kondisinya kritis, kedua bola matanya sekarang buta.

Dari hasil pemeriksaan tim dokter ke-24 peluru tersebut menyebar ke seluruh bagiang tubuh.

Terdapat 16 butir peluru bersarang di bagian kepala dan merusak syaraf bagian mata.

Selain itu, juga ada 4 peluru menancap di kaki dan tangan. 

Kemudian, 3 peluru di daerah panggul, dan satu peluru di daerah perut.

Kondisi Orang Utan ini dijelaskan oleh etua YOSL-OIC bahwa Orang Utan sangat kritis.

"Team datang dan melihat orang utan memang dalam posisi terdesak dan juga terluka dan juga tidak memiliki kemampuan untuk bisa bertahan hidup. Tim juga mencurigai tidak bisa melihat atau buta," ungkat Panut Hadisiswoyo, Ketua YOSL-OIC, melansir dari KompasTV.

Melansir dari Kompas.com, berdasarkan koordinasi dengan Human- Orang Utan Conflict Rescue Unit (HOCRU), Orang Utan tersebut kini dibawa ke Stasiun Karantina Orang Utan Batumbelin- Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara untuk menjalani perawatan intensif.

Karantina Orang Utan tersebut yang dikelola oleh dua lembaga swadaya, yakni The Sumatran Orang Utan Conservation Programme (SOCP) dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL).

Meutya, dokter hewan yang menangani Paguh awalnya berharap mata primata dilindungi ini bisa diselamatkan atau setidaknya tidak rusak total.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini