Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Humprey Djemat menyebut ada yang mencoba untuk mengagalkan Mukernas V PPP Muktamar Jakarta oleh kader PPP Muktamar Pondok Gede yakni Arsul Sani dan Amir Uskara.
Namun kemudian hal ini sudah diluruskan oleh Pelaksana tugas Ketua Umum PPP Muktamar Pondok Gede Suharso Monoarfa.
Baca: PPP Pimpinan Humphrey Djemat Gelar Mukernas V, Bahas Penyatuan Partai
Hal itu dikatakannya dalam pembukaan Musyawarah kerja nasional (Mukernas) ke V PPP versi Muktamar Jakarta yang diselenggarakan di Hotel Redtop, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).
"Ada catatan dalam bentuk WhatsApp intinta dia mendukung Mukernas kita. Dia (Suharso) mengaku tidak tahu soal surat yang ditandatangani oleh Arsul dan Amir," kata Humphrey Djemat.
"Lalu dia sudah menelpon ke Amir soal surat itu. Katanya (Amir) itu kerjaan anak-anak di bawah," imbuhnya.
Humprey Djemat menjelaskan ini adalah bentuk ujian kepada para kader dalam penyatuan PPP.
Sehingga dia memuji seluruh jajaran panitia penyelenggara yang tetap semangat untuk menjalankan Mukernas dalam mewujudkan cita-cita partai.
"Ini sudah strategi power struggle untuk membawa cita-cita kita ini. Mukernas ini untuk menyatukan PPP, bukan berfikir Muktamar Jakarta besar lagi, tapi ingin penyatuan PPP," ujar Humprey Djemat.
Soal penyatuan ini juga diklaim oleh Humphrey Djemat mendapat dukungan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pada pemerintahan kabinet jilid I Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM yang dijabat oleh Wiranto disebutkan diutus oleh presiden untuk bertemu dengan PPP kubu Humphrey yang kala itu masih dijabat oleh Djan Faridz.
"Kata pak Djan begini saat itu Wiranto. 'Saya dapat arahan dari Pak Jokowi untuk mempersatukan PPP dalam muktamar bersama. Katanya dia (Presiden) tidak ingin PPP menjadi radikal'," ungkap Humprey Djemat.
Djan kala itu menyampaikan PPP sudah dipegang oleh Humprey Djemat.
Kini, Humphrey menyebut penyatuan PPP telah disambung pada pemerintahan Jokowi Jilid II melalui Suharso Monoarfa selaku Menteri PPN/ Kepala Bappenas.
Baca: Airlangga Belum Daftar sebagai Caketum Golkar, Ini Kata Ace Hasan Syadzily
Sehingga ia yakin, pihak Istana merestui agenda yang dijalankannya.
"Pak Suharso sudah mendapat green light dari istana. Karena dulu waktu di Wantimpres beliau bilang ketum saat itu masih Romy dijawab gausah (Muktamar bersama). Tapi sekarang dia (Plt) Ketum, ini jadi sejarah," ucapnya.