Melihat kenapa isu tersebut hangat dibicarakan akhir-akhir ini, Adi memandang ada elit-elit tertentu yang memberikan supply isu-isu agama kepada publik.
"Dalam terori agama, kenapa isu agama sekarang menarik?"
"Karena semacam supply dari elit politik yang selalu berbicara Habib Rizieq, elit FPI, alumni 212, dan seterusnya," tegas Adi.
Baca: Tak Hadiri Reuni 212, Rizieq Shihab Pesan ke Pemerintah Indonesia soal Pencekalan: Akhiri Kebohongan
Disinggung soal metode survei yang digunakan, Adi membeberkan survei yang dilakukan pada 5-12 Oktober 2019 ini menggunakan metode yang disebut dengan Stratified Random Sample.
Menurutnya penggunaan metode tersebut membuat survei lebih akurat dengan melibatkan sampling dari berbagai latarbelakang masyarakat.
"Jadi semua klaster kita cek, dari umur, semua ras, semua unsur agama kita cek,
"Semua rata dan itu di 34 provinsi yang kita sempel, bukan provonsi tertentu," kata Adi.
Adapun margin of error survei ini sebesar ± 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Tanggapan FPI dan Politikus PKB
Ketua bantuan hukum FPI, Sugito Atmo Pawiro melihat hasil survei membuktikan masih ada masyarakat menginginkan Habib Rizieq untuk dipulangkan ke Indonesia.
"Yang peduli supaya dikembalikan masih lebih tinggi dibanding, tetap tinggal," ujar Sugito dalam kesempatan yang sama.
Terlepas dari hasil survei ini, menurut Sugito yang paling penting di sini adalah Habib Rizieq mempunyai hak hukum yang sama, lantaran masih berstatus sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).
Sugito memisalkan isu pemulangan Habib Rizieq dengan TKI yang sedang tekena masalah.