TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman mengakui bahwa kelompoknya banyak yang tidak menyukai.
Hal itu disampaikan Munarman melalui sambungan telewicara dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam pada Selasa (3/12/2019).
Munarman awalnya menjawab pertanyaan dari presenter apakah polemik SKT FPI yang tak kunjung selesai ini ada kaitannya dengan pilihan politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Ya saya kira kalau sudut pandangnya politik, politik ini kan persepsi jadi tergantung di mana memandangnya," ujar Munarman.
Munarman tak menampik bahwa ada sebagian orang yang menganggap polemik SKT FPI ini berkaitan dengan Pilpres 2019.
"Nah kalau dari segi politik apa namanya blocking maka tentu sah-sah saja ada orang yang menilai ini adalah dampak dari pilihan politik Pilpres yang lalu FPI memposisikan dirinya berada di pihak apa salah satu kandidat," papar Munarman.
Namun, menurut Munarman ada pula yang mengaitkan tak kunjungnya dikeluarkan SKT karena ideologi FPI dianggap bermasalah.
"Tetapi ada juga sudut pandang yang mencoba menarik-narik ke dalam soal aspek ideologi," lanjut Munarman.
Namun, Munarman menegaskan bahwa AD/ART AFP sudah jelas.
"Nah itu bisa kita jawab secara ilmiah baik asasnya, apalagi FPI di dalam anggaran dasar menyebutkan bahwa akidahnya akhlu sunnah wa jamaah, bermahzab Syafiiyah, Syafii ya, Imam Syafii," paparnya.