"Diperkenalkan agar anak senang dengan buku itu. Anak kecil gak bosen dengan hak yang diulang-ulang. Nah yang seperti itu tidak ada pada sekolah di Indonesia," ungkap Jimmy.
Selain itu, Jimmy juga menyarankan agar pustakawan atau sekolah mempunyai program agar siswa berminat mendatangi perpustakaan.
Selain itu, dirinya menyarankan agar buku bacaan pada perpustakaan sekolah tidak diisi buku pelajaran.
Melainkan buku yang bisa membangkitkan minat baca seperti novel, cerpen, dan ensiklopedia.
Baca: Potret Nikita Willy Naik Unta di Gurun Sahara Bareng Ibu dan Adik
Peran orang tua juga menurutnya penting untuk mendukung minat baca pada anak.
Jimmy menyarankan agar orang tua dapat memperkenalkan buku sejak dini kepada anak.
Seperti diketahui, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang berpusat di Paris, Perancis, merilis Program Penilaian Pelajar Internasional atau Programme for International Student Assessment (PISA) 2018.
Dalam penilaiannya, Indonesia termasuk dalam negara yang dinilai melalui PISA.
Berdasarkan hasil PISA 2018 menunjukkan kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih rata-rata skor 371.
Sementara untuk sains rata-rata skor siswa Indonesia yakni 396, dan matematika yakni 379.
Penilaian ini membuat Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara.
Indonesia hanya memiliki skor yang lebih baik dibandingkan Maroko, Lebanon, Kosovo, Republik Dominika, dan Filipina.
China, Singapura, Hongkong, Macao, dan Estonia menjadi lima negara tertinggi dalam peringkat PISA.