"Saya ingin menyatakan bahwa Kementerian Bumn ini kira kira fungsinya kita bisa berhasil apabila kita menjadikan BUMN menjadi 3 fungsi," kata Said Didu
"Pertama menjadi benteng perekonomian nasional dari dampak globalisasi",
"Kedua adalah katalisator perekonomian nasional di Indonesia, ketiga penyangga perekonomian rakyat," ujar Said Didu.
Ketiga poin tersebut menurut Said Didu merupakan fungsi BUMN yang harus dibutuhkan untuk kemajuan Bangsa dan Negara.
Persoalan BUMN 90% bisa dianggap selesai apabila mampu menempatkan orang-orang terbaik di pimpinan perusahaan BUMN.
Dalam penentuan orang di jajaran direksi maupun komisaris, Said Didu menekankan harus adanya langkah untuk 'menutup seerat-eratnya jendela dan pintu intervensi non korporasi'.
"Memilih orang yang terbaik, dan abaikan suara-suara yang tak penting," tegas Said Didu.
Said Didu mengandaikan, jika jendela telah dibuka untuk memasukkan orang yang tidak mempunyai kompetensi yang jelas, tidak seperti dengan kriteria, maka sebentar lagi air bah akan datang.
"Sekali jendela dibuka, untuk memasukkan orang yang tidak kompeten, tidak seperti kriteria, maka air bah akan datang dan mengisinya," ujar Said Didu.
Pemilihan orang yang tepat untuk jajaran direksi BUMN, agaknya memang dibutuhkan.
Pasalnya sejak kehebohan kasus penyelundupan moge Harley Davidson oleh Direktur Utama Garuda, citra BUMN yang akan dibangun kembali tercoreng.
Citra baik BUMN yang ingin dihidupkan Erick Thohir terbelit lagi oleh kasus penyelundupan itu.
Ternyata sepak terjang Ari Askhara selama menjabat sebagai Dirut Garuda menemui banyak permasalahan.
Dilansir melalui Kontan.co.id, Sebelum di Garuda Indonesia, Ari Askhara tercatat sebagai Dirut Pelindo III sejak 4 Mei 2017.